Anak Imigran di Pekanbaru Akan Ditampung di Sekolah Negeri

bocah-imigran.jpg
(yan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menyatakan akan memfasilitasi 286 anak imigran pencari suaka untuk ditampung bersekolah pada sekolah negeri di Pekanbaru mulai tahun ajaran baru 2019/2020 ini.

Namun hal ini akan dilakukan bertahap. Syaratnya harus bisa berbahasa Indonesia.

“Tentu dengan catatan, anak-anak ini bisa berbahasa Indoensia,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal, Rabu, 26 Juni 2019.

Jamal menjelaskan, Dinas Pendidikan tidak membuat kelas khusus atau menambah ruangan kelas untuk anak imigran, melainkan anak-anak tersebut akan dititipkan di sekolah dasar negeri di sekitar penampungan mereka tinggal selama ini. 

“Ada sekitar lima tempat penampungan di Pekanbaru, nanti bisa kita titipkan di sekolah yang masih kekurangan murid,” ujarnya.

Menurut Jamal, kebijakan itu diambil menyusul adanya perintah dari Kementerian Hukum dan HAM dan Kemendiknas pada sebuah pertemuan di Yogjakarta, beberapa bulan lalu.


Pekanbaru sebagai daerah paling banyak menampung imigran pencari suaka dianggap perlu memperhatikan hak pendidikan anak imigran supaya tidak menjadi persoalan sosial.

 

“Jumlah pengungsi di Pekanbaru termasuk terbesar, 1.028 orang. Terdapat 286 anak-anak usia sekolah. Mereka sudah menetap lima hingga enam tahun. Untuk menjaga sosial politiknya, maka kami berikan fasilitas pendidikan begitu juga pelatihan keterampilan untuk orangtua,” katanya.

Dinas Pendidikan Pekanbaru, jelasnya, berperan memfasilitas pendidikan, sementara biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya organisasi PBB UNHCR melalui Internasional Organization For Migration (IOM).

“Ini tidak akan membebani APBD kita, tapi biaya pendidikan ditanggung IOM dan UNHCR,” katanya.

Sebanyak 1.028 orang imigran asing pencari suaka, baik dari Irak, Afganistan dan Bangladesh saat ini tinggal Rumah Detensi Imigrasi dan lima tempat penampungan lainnya di pekanbaru.

Selain memberikan pendidikan untuk anak-anak imigran, Dinas Pendidikan Pekanbaru mengaku sebelumnya telah mendatangkan guru bantu untuk meberikan pelatihan dan keterampilan kepada imigran laki-laki dan perempuan dewasa.

“Untuk orangtuanya, kami berikan pelatihan memperbaiki hanphone, memasak dan jahit menjahit,” ucapnya.