Politisi Gerindra Ini Persilakan LAM Riau Beri Gelar Adat ke Jokowi, Asal...

Miftah-Nur-Sabri.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU -  Politisi Partai Gerindra Riau, Miftah Nur Sabri, mengatakan, sah-sah saja jika Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) hendak memberikan gelar adat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Namun, sarannya, alangkah eloknya jika gelar adat yang diberiken LAM Riau tersebut sesudah Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019 mendatang. 

"Sebagai Presiden sah-sah saja menerima gelar adat dari kesatuan adat manapun di Republik ini. Namun, alangkah elok dan bijaksananya jika gelar adat tersebut diberikan LAM setelah Pilpres digelar 17 April," kata Miftah kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 25 November 2018. 

Baca Juga: 

Syarwan Hamid: Apa Jasa Jokowi Untuk Riau Sehingga LAM Beri Gelar Adat

Komnas HAM Desak PN Siak Tunda Eksekusi Lahan Untuk Pembangunan Jalan Tol

Miftah memberikan contoh, jika ditabalkan gelar adat untuk Preiden Jokowi satu hari pascapencoblosan, 18 April 2019, lebih elegan. Jadi semua sakwasangka dan praduka negatif, tuturnya, ada apa-apanya dibalik penabalan itu bisa gugur.

"Kita semua siap mensukseskan acara tersebut," kata Caleg DPR RI Nomor Urut 1 untuk Daerah Pemilihan RIau 1 meliputi Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Siak, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu. 


Sebelumnya, Tokoh Masyarakat Riau, Syarwan Hamid, mempertanyakan alasan LAM Riau memberikan gelar adat kepada Jokowi. Ia malah menantang, apa saja telah diberikan Jokowi selama menjabat empat tahun ini kepada masyarakat Melayu Riau. 

Tak hanya itu, Mantan Menteri Dalam Negeri di Era Kabinet Reformasi dipimpin BJ Habibie tersebut juga mengkritik LAM Riau yang hendak memberikan gelar adat ke Jokowi tanpa mengikutsertakan tetua masyarakat Melayu Riau, serta tokoh-tokoh lainnya. 

"Jadi kita bisa dengan tulus mempersiapkan itu, sehingga rumor soal politisisasi gelar adat demi pilpres jadi gugur. Pak Jokowi bisa datang dengan tulus ikhlas , dan memberi contoh tauladan politik apa adanya, bukan politik apa adanya," pungkas Miftah. 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id