Pekanbaru Masih Aman dari Kasus Hepatitis, Dinkes Tetap Bentuk Tim KLB

Hepatitis.jpg
(webmd)


RIAUONLINE, PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru memastikan hingga kini Ibukota Provinsi Riau masih aman dari penyakit Hepatitis misterius yang telah mewabah di sejumlah negara.

"Untuk Hepatitis belum ada. Kemarin kita konfirmasi ke provinsi, juga kasusnya belum ada. Mudah-mudahan tidak terdapat di Kota Pekanbaru maupun Riau," ujar Kepala Diskes Kota Pekanbaru dr. Zaini Rizaldy Saragih.

Meski belum ditemukan kasus, Zaini menyebut bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah membentuk tim penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis.

"Jadi kalau seandainya ada kasus hepatitis ini, lalu KLB, tim langsung bergerak," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sesuai arahan pemerintah pusat, pemerintah daerah diminta menyampaikan laporan jika ditemukan adanya penderita Hepatitis.

"Ketika ada kasus, kita di daerah diminta penyampaian laporannya atau pun publikasinya melalui satu pintu. Tujuannya supaya masyarakat tidak resah," ulasnya.


Sebelumnya, WHO melalui laman resmi who.int, pada Sabtu (23/4) menyebutkan adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak.

Kasus yang disebut WHO sebagai wabah penyakit tersebut dilaporkan terjadi di 11 negara dengan jumlah laporan per 21 April 2022 mencapai 169 kasus.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini sebanyak lima orang meninggal dunia di Tanah Air diduga terjangkit hepatitis akut, dengan tiga korban berasal dari DKI Jakarta.

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kemenkes sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Nadia meminta jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.