Pejabat hingga Anggota Parlemen Israel Frustasi gegara Serangan Siber dari Indonesia

Serangan-siber-Indonesia-ke-Israel.jpg
(Ynetnews.com via Suara.com)

RIAU ONLINE - Pejabat Israel mendapat teror serangan siber selama operasi militer yang dilakukan secara membabi buta di Gaza, Palestina. Pejabat Pemerintah Israel mengaku bahwa ponsel mereka dibanjiri serangan siber dari peretas pro-Palestina.

Pesan ancaman pembunuhan hingga permusuhan atas serangan di Gaza oleh militer negeri bintang daud itu membuat pejabat hingga para menteri dan juru bicara pemerintah resah.

Rentetan serangan dari peretas dan aktivis pro Palestina mereka hadapi. Mulai dari ribuan panggilan telepon, pesan WhatsApp, SMS, hingga akun media sosial.

Menurut Ynetnews.com, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Minggu, 10 Desember 2023, pesan tersebut seringkali mengandung makian, cercaan, dan bahasa mengancam. Seperti 'kami akan membunuhmu dan keluargamu', 'Allahu Akbar', 'bebaskan Palestina', dan ada ribuan panggilan WhatsApp, panggilan suara dan video, serta penggunaan emoji kasar.

Alhasil, banyak orang yang menjadi sasaran serangan itu memilih mematikan perangkat komunikasinya. Jika dibiarkan, ponsel mereka tidak bisa beroperasi.

Belakangan, pihak Israel mengidentifikasi bahwa serangan siber yang gencar dilakukan itu berasal dari Indonesia. Mereka mengidentifikasinya melalui kode internasional dengan awalan +62 yang menjadi kode internasional Indonesia.


Pihak Israel menyebut gencarnya serangan tersebut diidentifikasi bukan dilakukan secara perorangan, melainkan secara terorganisir.

Juru bicara Pemerintah Israel, Eylon Levy, merupakan satu dari sejumlah pejabat yang menjadi sasaran serangan siber tersebut. Levy mengaku mendapat serangan yang membanjiri akun media sosialnya hingga akhirnya dinonaktifkan, karena serangan tersebut mencapai puluhan ribu.

Tak hanya itu, WhatsApp Levy juga dibombardir dengan banyaknya pesan dan panggilan telepon yang berasal dari nomor berawalan bahasa Indonesia.

Layanan Advokasi Nasional kemudian menghubungi National Cyber Array untuk mendapatkan bantuan dan menerima instruksi untuk meningkatkan keamanan semua aplikasi dan jejaring sosial.

Meski akun Instagramnya sudah diaktfikan kembali, namun Levy masih tetap harus menonaktifkan sementara ponselnya. Selain Levy sejumlah juru bicara launnya juga mendapat serangan serupa hingga membuat mereka frustasi dan membuat ponsel mereka tidak mampu.

Mereka menggambarkan hal tersebut sebagai mimpi buruk dan menyatakan kekecewaannya terhadap ketidakmampuan pemerintah secara efektif memberikan perlindungan terhadap insiden-insiden tersebut.

Dalam perkembangannya, para peretas telah membagikan database yang dicuri di berbagai forum online, disertai dengan dorongan eksplisit bagi pengguna web dari negara-negara seperti Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan negara-negara pro-Palestina lainnya untuk mengeksploitasi informasi ini terhadap Israel.

Kekinian, serangan siber secara khusus mengidentifikasi nomor telepon yang terkait dengan tokoh elite masyarakat, seperti pembicara senior, pejabat pemerintah, menteri, dan anggota

Saat ini, kampanye tersebut menjadi lebih bertarget, dengan para peretas secara khusus mengidentifikasi nomor telepon yang terkait dengan tokoh masyarakat tingkat tinggi seperti pembicara senior, pejabat pemerintah, menteri, dan anggota parlemen.