Makin Parah! Kondisi Sri Lanka Usai Sang Presiden Kabur, Begini Nasib WNI

Sri-Lanka.jpg
(Dok Antara via Suara.com)


RIAU ONLINE - Titik terang untuk krisis yang dialami Sri Lanka tak kunjung ditemukan. Kini, negara tersebut dalam kondisi yang semakin kacau setelah rakyat membentuk aksi massa protes menuntut para pemimpin untuk mengatasi krisis tersebut.

Ditambah lagi, sang Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa tidak hadir di tengah-tengah rakyat yang mengalami krisis. Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke Maldives.

Berikut kondisi terkini Sri Lanka yang kian kacau, seperti dilansir dari Suara.com, Jumat, 15 Juli 2022.

1. Rakyat membentuk massa aksi protes, geruduk rumah PM dan Presiden

Krisis yang semakin parah memicu protes dari rakyat yang membentuk massa aksi. Rakyat menuntut pemimpin mereka untuk bertindak menyelesaikan krisis di negara tersebut.

Tak tanggung-tanggung, rakyat menggeruduk kediaman perdana menteri dan presiden pada Sabtu, 9 Juli 2022. Bahkan, massa memanfaatkan fasilitas mewah di kedua lokasi tersebut sebagai bentuk protes.

2. Rakyat tuntut PM Sri Lanka 'turun takhta'

Satu di antara sejumlah tuntutan utama yang dilayangkan rakyat adalah mendesak Perdana Menteri (PM) Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengundurkan diri. PM Sri Lanka itu dinilai tidak kompeten dalam menyelesaikan krisis ekonomi yang menimpa rakyat.

Rakyat menyebut Ranil membantu sang presiden kabur ke luar negeri dan meninggalkan rakyat di tengah krisis. Secara kompak, mereka meneriakan seruan yang menyebut nama PM Sri Lanka tersebut agar turun dari jabatannya.

"Kami ingin Ranil mundur," ucap seorang pria yang turut tergabung dalam massa aksi," teriak massa.

3. Massa geruduk stasiun TV nasional

Stasiun TV nasional juga menjadi target rakyat. Rakyat menuntut stasiun TV agar seruan protes mereka ditayangkan secara luas seantero negeri.


Seorang pemuda yang tergabung dalam massa aksi tersebut dilaporkan menerobos ruang siaran dan mengambil alih sebuah acara TV dan meminta agar stasiun tersebut hanya menyiarkan berita tentang protes terhadap pemerintah yang tak kunjung hadir dalam krisis nasional.

4. Presiden kabur ke Maldives dan akan melarikan diri ke negara Asia lain

Sebelumnya, Presiden Gotabaya sudah absen lantaran kabur ke Maldives bersama istri dan dua pengawalnya pada Rabu, 13 Juli 2022 pagi, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Parlemen Sri Lanka akhirnya memutuskan langkah tegas yakni menentukan pengganti Gotabaya pada 20 Juli 2022 mendatang. Pasalnya, Gotabaya tidak terlihat di hadapan publik sejak Jumat, 8 Juli 2022 lalu dan memilih untuk kabur alih-alih meredam situasi di negaranya.

Pejabat bandara Maldives melaporkan pada awak media AFP bahwa Gotabaya akan kabur lagi ke Singapura pada Kamis, 14 Juli 2022.

5. Adik presiden dicekal di bandara

Sang adik Gotabaya, Basil Rajapaksa, yang merupakan anggota parlemen Sri Lanka juga terkena imbas dari protes besar-besaran rakyat.

Petugas bandara mencekal Basil saat hendak kabur lantaran mereka marah terhadap keluarga Rajapaksa yang dinilai menjadi biang kerok krisis di negara tersebut.

Mereka menolak permintaan Basil untuk terbang ke luar negeri dan meminta pelayanan VIP.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Asosiasi Petugas Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka , K.A.S Kanugala saat ditemui awak media Reuters.

6. Partai oposisi aji mumpung manfaatkan situasi untuk ambil kekuasaan

Partai oposisi memanfaatkan ketidakhadiran sang presiden dengan mengumumkan akan mengambil alih kekuasan di negara itu.

Partai Samagi Jana Balawegaya yang dikepalai oleh Sajith Premadasa mengumumkan bahwa mereka akan membentuk pemerintahan baru dan mengaku akan dapat membendung krisis nasional Sri Lanka.

Dengan berbekal 54 kursi di parlemen, Sajith percaya diri bahwa partainya dapat menghimpun simpati dari rakyat.

"Kami sebagai oposisi siap memberikan kepemimpinan untuk menstabilkan negara dan membangun kembali perekonomian. Kami akan menunjuk presiden baru, perdana menteri dan membentuk pemerintahan," ujar Sajith, sebagaimana diberitakan Reuters.

7. Nasib WNI yang ada di Sri Lanka kini

Protes besar-besaran di Sri Lanka juga mempengaruhi kondisi para warga negara Indonesia (WNI) yang kebetulan berada di negara tersebut.

KBRI di kota Colombo, Sri Lanka melaporkan bahwa sejumlah 340 WNI di negara tersebut dalam keadaan aman dan diawasi secara berkala.

“KBRI Kolombo mencatat terdapat 340 WNI yang menetap di Sri Lanka. Semuanya dalam keadaan baik serta termonitor kondisinya oleh KBRI,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Senin, 11 Juli 2022 malam.

KBRI juga telah memberikan bantuan logistik kepada WNI di Sri Lanka sejak krisis di negara tersebut memuncak.