Cerita Dipo Alam Eks Timnas Indonesia Bantir Setir Jadi Penjual Es Krim di AS

Dipo-Alam2.jpg
(IG/@dipoalam_)

RIAU ONLINE - Mantan Pemain Timnas Indonesia, Dipo Alam, kini banting setir jadi pengusaha. Dipo kekinian berjualan es krim di Amerika Serikat (AS).

Dipo Alam merupakan satu dari talenta-talenta muda yang muncul di setiap generasi Timnas Indonesia. Ia menjadi satu dari pemain muda yang sempat menjadi perbincangan ketika ia berhasil menembus sepak bola Eropa di usia muda.

Dipo memulai sepak terjangnya di Jakarta. Bakatnya terendus pada kompetisi pemain muda bertajuk Piala Soeratin U-18.

Berawal dari kompetisi itu, Dipo Alam lantas terpilih sebagai satu dari pemain yang masuk Indonesai Football Academy dan berlatih di Inggris.

Tak berhenti di Inggris, Dipo sempat berkarir di Belanda sembari menempuh pendidikan bersama Heemstede. Ia bahkan sempat trial di Telstar yang merupakan tim kasta kedua Belanda dan menjalani karir di AS bersama Chivas USA, LA Legends, LA Blues, Deportivon Kniight, serta Turbo FC.

Semenjak berkarir di Eropa, namanya melambung di awal dekade 2010-an. PSSI kemudian memanggilnya pulang pada 2012, tepatnya saat Dipo Alam berusia 21 tahun.


Sayangnya, momen kepulangannya ke Indonesia tidak tepat lantaran adanya konflik di tubuh PSSI yang berujung pada dualisme.

Karir Dipo Alam tentunya turut terpengaruh. Ia sempat trial dan dikontral Arema IPL. Namun, FIFA membekukan sepak bola Indonesia sebelum Dipo sempat meneken kontrak.

Belakangan, Dipo Alam memutuskan meninggalkan Indonesia untuk mengejar pendidikannya di bangku kuliah, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Minggu, 26 Maret 2023.

Setelah lulus dari Pasadena City College, Dipo Alam terjun ke bisnis kuliner. Ia sempat menjadi pelayan restoran.

Setelah berpindah-pindah, Dipo Alami kemudian ditunjuk sebagai manajer distrik di New Mexico, yang kemudian mengilhaminya untuk membuat bisnis es krim.

Ia lantas mengambil alih gerai dari restoran tempatnya bekerja dulu. Kini, bisnis es krimnya sukses besar.

Es krim Dipo Alam begitu digemari oleh masyarakat New Mexico. Hingga saat ini, ia dikabarkan telah memiliki 40 gerai lebih di tujuh negara bagian Amerika Serikat.