Inflasi di Pekanbaru Stabil, Pemko Wanti-wanti Harga Jelang Idulfitri

Sekretaris-Daerah-Kota-Pekanbaru-Indra-Pomi-Nasution.jpg
(LARAS OLIVIA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Inflasi di Kota Pekanbaru saat ini termasuk yang terendah di Provinsi Riau jika dibandingkan dengan Kampar, Indragiri Hilir, dan Dumai. Angka inflasi di bulan Maret saat ini 0,66.

Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution. Dirinya telah mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi dan rapat koordinasi hari besar keagamaan bersama Menteri Dalam Negeri secara virtual, Senin 1 April 2024.

"Inflasi kita di bulan Maret ini sebesar 0,66 tapi year on year nya itu di 2,86. Angka ini merupakan yang terendah di Riau dibandingkan Kampar, Indragiri Hilir kemudian juga di Dumai," kata Indra Pomi, Rabu 3 April 2024.

Dirinya menyebut bahwa di nasional saat ini inflasi di angka 0,52 untuk month to month. Sementara untuk year on year di angka 3,05. Hal ini menandakan Pekanbaru memenuhi kriteria.


"Artinya kita memenuhi kriteria maupun target nasional 2,5 plus minus satu. Namun secara umum kita berterimakasih, karena inflasi kita sudah cukup terkendali dan stabil," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Indra, ada beberapa hal yang perlu diantisipasi mendekati lebaran. Dirinya melihat potensi penyumbang inflasi, selain beras dan cabai merah, tentu juga dari komoditas lainnya seperti sayuran.

"Seperti sayur buncis, kacang panjang, kacang tanah. Ada juga bahan pokok untuk membuat kue lebaran. Tapi kami juga sudah memberikan arahan kepada Kepala DPP dan Ketapang supaya dilakukan gerakan pangan mura di lingkungan Kota Pekanbaru," ulasnya.

Pihaknya bersama unsur Forkopimda juga berupaya melakukan pengecekan harga-harga di pasaran. Saat ini harga cenderung mengalami penurunan. Seperti harga cabai merah yang sebelumnya mencapai Rp 120 ribu, sekarang sudah di angka Rp 52 ribu, dan daging ayam Rp 30 ribu.

"Artinya ada eskalasi dan penurunan harga. Kita juga akan cek bersama Forkopimda berkaitan dengan distributor yang mungkin disinyalir lalai dalam menyalurkan bahan bahan pokok," tutupnya.