Neraca Perdagangan Riau Surplus, Nilai Ekspor dan Impor Riau Naik

Ilustrasi-Ekspor.jpg
(Rakyatku.com)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mendata nilai impor Riau Oktober 2022 sebesar US$ 299,93 juta mengalami kenaikan sebesar 10,23 persen dibanding impor September 2022. 

Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin, mengatakan kenaikan ini disebabkan naiknya impor minyak dan gas (migas) sebesar 180,69 persen meski impor non migas turun sebesar 3,49 persen.

"Sehingga kontribusi seluruh impor Riau terhadap nasional sebesar 1,51 persen," ujar Misfaruddin, Rabu 16 November 2022. 

Diungkapkan Misfaruddin, selama Januari-Oktober 2022, nilai impor Riau mencapai US$ 2,39 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 97,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang besarnya US$ 1,21 miliar. 

"Kenaikan impor ini disebabkan oleh naiknya impor migas dan non migas masing-masing sebesar 192,48 persen dan 91,72 persen," tukasnya. 


Dirincikan Misfaruddin, impor nonmigas selama Januari-Oktober 2022 didominasi oleh Mesin-mesin/Pesawat Mekanik US$ 811,86 juta (37, persen), kemudian Pupuk sebesar US$ 505,50 juta (23,22 persen),  Bahan Kimia Anorganik US$ 109,12 juta (5,01 persen), serta Bahan Kimia Organik US$ 106,68 juta (4,90 persen) dengan kontribusi keempatnya mencapai 70,43 persen.

"Secara keseluruhan, impor 10 golongan barang utama non migas (HS 2 dijit) pada periode Januari-Oktober 2022 memberikan kontribusi sebesar 87,69 persen terhadap total impor nonmigas Riau," tukasnya.

Tidak hanya nilai impor yang naik, nilai ekspor Riau Oktober 2022 sebesar US$ 2,00 miliar juga mengalami kenaikan 10,28 persen dibanding ekspor September 2022. 

Dengan demikian, neraca perdagangan atau neraca Ekspor impor Provinsi Riau bulan Oktober 2022 mengalami surplus sebesar US$ 1,70 miliar yang dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas sebesar US$ 1,67 miliar dan sektor migas sebesar US$ 37,14 juta.

"Dari sisi volume perdagangan, pada bulan Oktober 2022 Neraca Perdagangan Provinsi Riau mengalami surplus sebesar 2,35 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor nonmigas sebesar 2,28 juta ton dan sektor migas sebesar 67,58 ribu ton," pungkasnya.