Inilah Sesepuh TNI yang Dilupakan Negara dan Meninggal dalam Kekecewaan

Urip-Sumoharjo.jpg
(SEJARAH TNI.ORG)

RIAU ONLINE - Urip Sumoharjo, Pahlawan Nasional yang ditetapkan pada 1964. Tahukah Anda, Urip Sumoharjo sangat berperan dalam dunia militer. Urip Sumoharjo adalah sosok di balik pembentukan TNI yang dulunya dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

 

Lahir dan tumbuh di tengah keluarga guru dan ulama, Urip Sumoharjo sejak kecil dididik menjadi anak penurut agar dapat menjadi pamong praja lalu berkarir di dunia Bupati seperti kakeknya. Namun, Urip Sumoharjo justru tumbuh menjadi seorang anak yang usil dan kerap menciptakan keributan. Bahkan, penggantian namanya dari Muhammad Siddik menjadi Urip Sumoharjo juga karena kelakukan nakalnya.

 

Saat disuruh sekolah menjadi Pamong Praja, Urip Sumoharjo malah masuk sekolah militer milik Balanda. Di sana ia menjadi salah satu anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) berprestasi. Dengan demikian, ia membuktikan bahwa pilihannya lebih baik dan tepat untuknya.

 

Karir Urip Sumoharjo terus melejit sejak bergabung menjadi teentara KNIL. Urip Sumoharjo selalu menuntaskan misi yang diberika kepadanya tanpa komplain. Baginya, untuk jadi tentara hebat harus menjaga kedisiplinan dan taat kekpada perintah atasan.

Baca Juga: Peci Bung Karno, Lambang Penyatuan Islam dan Negara

 

Prestasi-prestasi yang ditorehkannya mengantarkan Urip Sumaharjo menjadi seorang mayor. Bagi bumiputra yang bekerja di KNIL, mendapat pangkat mayor adalah kebanggaan yang tidak ada habisnya. Mayor adalah pangkat tertinggi yang menjadi simbol sebuah pengakuan dan juga penghargaan.


 

Sayangnya, Urip Sumoharjo pangkat mayor yang disandang oleh Surip Sumoharjo tidak berjalan lama. Saat Belanda akhirnya runtuh di tangan Jepang dia bukan menjadi apa-apa lagi. Usai Indonesia merdeka, Urip Sumoharjo kembali menjadi warga sipil tanpa kedudukan. Namun, pengaruhnya dalam KNIL tetap membuatnya diakui.

 

Kritikan pedasnya untuk pemerintah Indonesia akhirnya melahirkan TKR dan membuatnya menjadi staf umum yang bertugas mengumpulkan banyak orang untuk menjaga negeri ini di masa depan.

 

Urip Sumoharjo,, kemudian mengumpulkan mantan anggota KNIL dan PETA (Pembela Tanah Air) dan mengajak untuk bergabung dengan TKR. Sayangnya saat perundingan dalam memilih panglima perang TKR, namanya tak pernah diperhitungkan. Akhirnya Jenderal Soedirman menjadi panglima perang dan Urip Sumoharjo tetap jadi staff umum.

Klik Juga: Yonko Paskhas 462, Batalyon Khusus TNI Satu-satunya di Riau

 

Sebagai sosok yang banyak berkorban untuk mendirikan TKR, Urip Sumoharjo sedikit kecewa dengan sikap pemerintah dan juga mereka yang ada di organisasi TKR. Dia menganggap kalau semua orang hanya ingin menang sendiri dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mengetahui ini dia akhirnya memutuskan diri keluar organisasi militer yang sangat dicintainya.

 

Namun entah mengapa, Bung Karno seperti biasa saja dengan hengkangnya Urip Sumoharjo dari militer. Bahkan dia sengaja memberikan posisi Dewan Petimbangan Agung yang membuat Urip Sumoharjo semakin hilang dari peradaban.

 

Dua tahun sebelum Indonesia diakui secara de jure oleh negara-negara di dunia, Urip Sumoharjo akhirnya meninggal dunia dengan kekecewaan.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline 

 

Sumber: BOOMBASTIS.com