Tiga Kali Gubernur Riau Korupsi, Ada Apa dengan Riau?

Spanduk-Dugaan-Korupsi-Trio-Rachman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)

RIAU ONLINE, PEKABARU - Tiga kali berturut-turut Gubernur Riau menjadi penghuni sel penjara gara-gara korupsi menjadi alasan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan provinsi ini sebagai satu dari enam provinsi Pilot Project pemberantasan korupsi di Indonesia. 

 

"Tiga kali hal sama (gubernur) terjerat kasus korupsi. Ada apa yang salah di Riau ini. Berarti ada hal yang harus dilakukan untuk perubahan. Ada hal yang salah di Riau," kata Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan, Senin, 25 April 2016, saat menjadi pembicara dalam Konferensi Nasional Perempuan Melawan Korupsi, di Auditorium Fakultas Hukum UIR. 

 

Tiga Gubernur Riau yang ditahan KPK, mulai dari Saleh Djasit, Rusli Zainal hingga Annas Maamun. Ketiganya terjerat kasus korupsi berbebda. Saleh terjerat kasus pengadaan Mobil Kebakaran di masa Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Hari Sabarno. 

 

Baca Juga: Kenapa Pejabat Riau Banyak Tersandung Korupsi? Ini Kata KPK

 

Sedangkan Rusli Zainal dan Annas Maamun, terjerta kasus suap dan korupsi pemberian izin di sektor Kehutanan di Riau. "Sebaik apapun manusianya di sana (Riau), lingkungan tidak baik dan mendukung, juga akan kotor. Sebersih apapun piringnya, dimasukkan ke lumpur, dia akan kotor," kata Basaria memberikan pengandaian mengenai korupsi di Riau. 


 

Ia mengatakan, selain Riau, lima provinsi lainnya menjadi Pilot Project Pemberantasan Korupsi, antara lain, Sumatera Utara, Banten, Aceh, Papua dan Papua Barat. 

 

Penelitian UGM, tuturnya, jika uang korupsi itu dimanfaatkan untuk kesehatan, maka bisa digunakan dari tingkat bawah hingga atas secara gratis. Tak perlu BPJS Kesehatan serta sekolah gratis.

 

"Kita tak inginkan pimpinan yang ada di enam provinsi ini, masuk dan terjerat tindak pidana koruspi. Kita tak inginkan itu. Makanya KPK hadir di sini (Riau)," jelas Basaria. 

 

Klik Juga: Basaria: Perempuan Bukan Lagi Pemicu, Tapi Pelaku Korupsi

 

Catatan RIAUONLINE.CO.ID, dalam sebulan ini sudah tiga pimpinan KPK datang ke Bumi Melayu Lancang Kuning. Dimulai dari La Ode M Syarif, dilanjutkan dengan Saut Situmorang dua pekan lalu dan pekan ini, Senin, 25 April 2016, Basaria Panjaitan.

 

Kedatangan ketiga pimpinan KPK tersebut dengan misi berbeda-beda. Untuk La Ode, untuk Koordinasi dan Supervisi, 17 Maret 2016. Sedangkan Saut Situmorang, 13 April 2016, dalam acara Rapat Koordinasi dan Supervisi Pencegahan dan Penindakan Korupsi Terintegrasi oleh KPK di Pekanbaru.

 

 
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline