KontraS: Sudah Sering Brutalitas Polisi Hampa Tanpa Penegakkan Hukum

Haris-Azhar.jpg
(KOMPAS)

Laporan: Azhar Saputra

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, mengatakan, pencopotan pencopotan Kapolres Meranti, AKBP Asep Iskandar, belumlah cukup menyelesaikan masalah melayangnya nyawa Apri Adi Pratama dan Isrusli, warga Selat Panjang. 

 

"Kematian diduga dari tembakan personel polisi, penyiksaan dan kekacauan terjadi haruslah direspon dengan penegakan hukum. Sudah sering kita lihat brutalitas polisi hanya berujung hampa tanpa penegakan hukum. Kami khawatir hal ini berulang di kembali di Meranti," kata Haris Azhar kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 28 Agustus 2016. 

 

Selanjutnya, Haris meminta kepada masyarakat Meranti dari berbagai lapisan, profesi, para tokoh semua untuk menjadi lokomotif penegakan hukum.

 

Baca Juga: Tewas Ditangan Polisi, Keluarga: Kami Ingin Keadilan Seadil-adilnya, Bukan Minta Damai


 

"Anda semua harus mengawasi kerja pihak Polda Riau dalam melakukan penegakan hukum atas kasus Meranti Berdarah ini," jelasnya. 

 

Haris juga mengajak keluarga korban untuk mengadukan masalah ini ke Jakarta ke Komnas HAM, Ombudsman Republik Indonesia dan DPR RI. "Jika sampai tidak dilakukan, kita patut waspada dan cemas bahwa hukum akan dimanipulasi lagi," tegasnya.

 

Sementara itu, Ryan Hidayat, adik korban, Apri Adi Pratama, mengatakan, keluarga tetap menuntut keadilan seadil-adilnya atas perlakuan yang diterima abangnya hingga ia tewas. 

 

Klik Juga: Tiga Anggota Polisi Jadi Tersangka Kasus Bentrok Meranti

 

"Kami tetap menuntut keadilan. Mak kami, saat ini masih shock dengan kematian abang. Kami paham, abang bersalah, namun kami lebih tak paham lagi, kenapa abang kami meninggal akibat perlakukan semena-mena polisi," kata Ryan, Senin, 29 Agustus 2016. 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline