Masih Uji Klinis, Menkes Akan Sederhanakan Pengobatan TBC

Menkes-Budi-Gunadi-Sadikin.jpg
(Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

RIAU ONLINE - Kementerian Kesehatan berencana menyederhanakan pengobatan pasien Tuberkulosis (TBC) dengan mengurangi jangka waktu pengobatan dari 6 bulan menjadi hanya 90 hari.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, system pengobatan ini masih dalam tahap uji klinis, sebelum nantinya mulai diterapkan ke masyarakat.

"Jadi instead of 22 bulan minum obat setiap hari 6 pil, dia mungkin hanya 6 pil setiap hari (selama) 6 bulan," kata Budi, dikutip dari KUMPARAN, Sabtu, 17 Mei 2025. 

"Sekarang kita lagi lakukan clinical trial, yang 6 bulan ini kita mau turunin mungkin hanya 90 hari," imbuhnya.


Saat ini, pengobatan TBC berlangsung selama 6-8 bulan dan terbagi dalam dua tahapan dengan mengonsumsi obat-obatan antibiotik jenis antituberkulosis.

Budi menjelaskan, alasan menyederhanakan pengobatan ini karena masih banyak pasien yang gagal minum obat sesuai prosedur.

"Karena ini banyak yang gagal selesai minum obat, karena nggak tahan dia minum obat selama ini. Padahal kalau nggak tahan, nggak sembuh dia," paparnya.

Budi juga mengingatkan bahwa TBC bisa dicegah dengan vaksin. Oleh karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk tidak takut melakukan vaksin TBC dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di masyarakat.

"Dan yang ketiga, Bapak Ibu masih tahu, pernah karena COVID kan? Banyak pasien COVID yang (berakhir) meninggal kan? Kenapa COVID sekarang bisa kita kendalikan? Vaksin," ujar Budi.

"Lepas dengan segala macam teori konspirasi, bilang bahwa vaksin COVID itu masukin ada chipnya, itu nanti membuat masyarakat menjadi tidak sehat. Secara science, semua pandemi, kalau ditemukan vaksinnya, itu berhenti. Contohnya kita alami COVID," pungkasnya.