RIAU ONLINE - Jamaah haji diminta untuk mewaspadai cuaca panas ekstrem yang kerap melanda Arab Saudi selama musim panas, terutama saat pelaksanaan ibadah haji, Mei hingga Juni 2025.
Paparan panas ekstrem di Tanah Suci dapat menyebabkan heatstroke, yakni kondisi medis serius akibat tubuh terlalu panas dan tidak mampu mendinginkan diri.
Heatstroke disebabkan gangguan panas berlebih. Kondisi ini dipicu suhu tubuh yang meningkat drastis dan tubuh tidak dapat mendinginkan diri.
Kondisi medis serius ini muncul saat seseorang berada di ruangan atau tempat terbuka yang sangat panas, apalagi tanpa pendingin udara, atau saat melakukan aktivitas fisik berat yang membuat tubuh menghasilkan panas berlebihan.
Biasanya, heat stroke terjadi ketika suhu tubuh melebihi 40 derajat celcius. Tidak hanya membuat tubuh kelelahan, kondisi ini juga mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perubahan perilaku, seperti kebingunan atau kehilangan kesadaran.
Heatstroke bahkan dapat merusak organ hingga berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Secara umum, ada dua jenis heat stroke yang perlu diwaspadai. Pertama, heatstroke klasik yang terjadi akibat suhu lingkungan yang terlalu panas, seperti saat berada di dalam mobil, rumah, atau area terbuka ketika gelombang panas datang. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak dan orang lanjut usia yang tubuhnya lebih rentan terhadap suhu ekstrem.
Kedua, heatstroke akibat aktivitas. Berbeda dengan jenis sebelumnya, heatstroke ini terjadi karena tubuh menghasilkan panas berlebihan saat melakukan aktivitas fisik, apalagi di tengah cuaca panas terik. Biasanya, kondisi ini menimpa orang dewasa muda yang aktif bergerak, seperti saat berolahraga atau bekerja di luar ruangan.
Gejala heatstroke:
- Suhu tubuh tinggi atau di atas 40 derajat celcius
- Kulit kering dan panas meski tidak berkeringat
- Detak jantung cepat
- Mual, muntah
- Sakit kepala, kebingungan, disorientasi
- Kehilangan kesadaran
Selama musim haji, suhu di Mekkah dan Madinah diprediksi mencapai 45–50 derajat celcius. Selain itu, aktivitas fisik seperti berjalan kaki jauh antar lokasi (Arafah, Muzdalifah, Mina), membuat jamaah sangat rentan terhadap dehidrasi dan kelelahan.
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya heatstroke saat ibadah haji, yakni:
Tetap Terhidrasi
Minumlah air putih secara rutin, bahkan saat tidak merasa haus. Hindari minuman berkafein atau bergula tinggi yang dapat mempercepat dehidrasi.
- Gunakan Pelindung dari Panas
- Pakailah topi lebar atau payung
- Gunakan kacamata hitam
- Kenakan pakaian longgar dan berbahan ringan seperti katun berwarna terang
Istirahat Cukup
Jangan paksakan diri untuk terus berjalan. Istirahat secara berkala di tempat teduh atau ruangan ber-AC jika memungkinkan.
Gunakan Semprotan Air atau Handuk Basah
Menyemprotkan air ke tubuh atau mengompres dengan handuk dingin bisa membantu menurunkan suhu tubuh.
Hindari Aktivitas di Puncak Panas
Usahakan membatasi aktivitas fisik di luar ruangan antara pukul 11.00 hingga 15.00, ketika suhu biasanya mencapai puncaknya.
Kenali dan Waspadai Gejala Awal
Segera cari bantuan medis jika merasa pusing, lemas, atau mulai kehilangan orientasi. Jangan menunda penanganan karena heatstroke bisa memburuk sangat cepat.