RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan bahwa penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau merupakan sinyal kuat bahwa situasi saat ini berada pada kondisi ekstrem dan membutuhkan respons luar biasa dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan.
Irjen Herry menegaskan bahwa penanganan karhutla tidak bisa hanya dibebankan pada satu instansi semata, tapi memerlukan kolaborasi erat antar-stakeholder.
Ia pun mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI-Polri, instansi vertikal, hingga masyarakat, untuk menyatukan visi dan langkah.
"Penetapan siaga karhutla ini bukan hal biasa. Ini adalah situasi luar biasa yang menuntut komitmen luar biasa pula dari semua pihak. Kita tidak bisa lagi bekerja sendiri-sendiri," tegas Akpol 1996 itu, Senin, 30 Juni 2025.
Irjen Herry juga menyerukan pentingnya kepemimpinan yang kuat dalam mengoordinasikan penanganan karhutla agar upaya yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.
Dalam hal ini, ia menyebut peran Gubernur Riau, Abdul Wahid sebagai kunci utama dalam membangun semangat kebersamaan dan solidaritas.
"Kita butuh kepemimpinan yang kuat dari Bapak Gubernur untuk mempersatukan langkah kita. Mari kita bangun solidaritas dan buang ego-ego sektoral yang selama ini menjadi penghambat," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak untuk melihat karhutla bukan hanya sebagai bencana lingkungan, tetapi ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat, kesehatan publik, dan masa depan generasi mendatang.
"Karhutla bukan hanya soal kabut asap atau lahan yang terbakar. Ini soal bagaimana kita menyelamatkan masa depan anak cucu kita," tegasnya.
"Riau adalah rumah kita bersama, dan sudah saatnya kita bersatu padu untuk menjaga dan memajukannya," pungkasnya.
Sementara itu, status siaga darurat karhutla di Provinsi Riau diberlakukan menyusul peningkatan titik panas (hotspot) dan prediksi cuaca kering yang berpotensi memicu kebakaran lahan.