Waspada, Riau dan 6 Provinsi di Indonesia Rawan Karhutla

Karhutla12.jpg
(Dok BPBD Pelalawan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Provinsi Riau bersama dengan enam provinsi lainnya, yakni Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, merupakan wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang menjadi atensi serius dari Pemerintah Pusat.

Namun, Provinsi Riau menjadi satu-satunya provinsi yang menetapkan status Siaga Darurat karhutla. Sementara enam daerah lainnya masih berkutat dengan persoalan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

"Sampai hari ini, dari wilayah-wilayah yang mendapatkan atensi lebih Pemerintah Pusat terkait kerawanan karhutla, baru Provinsi Riau yang sudah menetapkan status darurat. Daerah lain pasti akan menyusul, tetapi mereka masih menghadapi persoalan banjir dan tanah longsor," ujarnya, Selasa, 29 April 2025.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB RI saat konferensi pers Apel Kesiapsiagaan Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa, 29 April 2025. Dalam agenda itu, hadir juga Menko Polkam Budi Gunawan, BMKG, Gubernur Provinsi Riau dan jajaran Forkopimda Riau. 

Menko Polkam Budi Gunawan menambahkan, Apel Kesiapsiagaan Karhutla dan penetapan status siaga darurat di Riau adalah upaya bersama untuk meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemprov dan Pemkab/Pemko serta stakeholder lainnya, termasuk perusahaan swasta dalam upaya mencegah Karhutla. 


Sesuai pesan Presiden RI Prabowo Subianto, Menko mengatakan koordinasi dari berbagai pihak harus dijalin agar penanganan Karhutla lebih maksimal. Sehingga, titik api dapat segera dipadamkan sebelum meluas.

"Pak Prabowo berpesan agar kita bersama-sama menjaga, jangan sampai terjadi kebakaran di hutan maupun lahan. Karena dampak Karhutla sangat merugikan, baik dibidang kesehatan, lingkungan hidup, kerukunan antara negara tetangga dan perekonomian," jelasnya.

Menurutnya, kepala daerah di Riau dan jajarannya juga harus waspada karena sejumlah hotspot sudah ditemukan, bahkan sejumlah hutan dan lahan sudah terbakar di wilayah Riau.

"Kita sudah kerahkan juga tadi untuk mengatasi Karhutla di Riau, yakni water bombing, OMC akan dilakukan mulai 1 Mei mendatang, pengaliran kanal dan parit untuk mencegah kekeringan  lahan gambut dan juga kita koordinasikan melalui IT dan aplikasi untuk mempercepat monitoring titik api, sehingga sebelum api membesar sudah bisa dipadamkan," jelasnya.

Ia berharap, dengan koordinasi yang telah terjalin hari ini, Karhutla di Riau dapat dicegah semaksimal mungkin.

"Kita targetkan zero api atau jangan sampai ada kebakaran di Riau selama musim kemarau mendatang," pungkasnya.