Gajah Rahman Diduga Mati Diracun oleh Perambah Hutan di TNTN Pelalawan

Gajah-Rahman.jpg
(Instagram/@btn_tessonilo)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Seekor gajah Flying Squad di Taman Nasional Tesso Nilo, Rahman ditemukan lemas dan mati, Rabu, 10 Januari, 2024 pagi dengan gading sebelah kiri hilang.

Kematian gajah tersebut mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Anti Perburuan Perdagangan Satwa Lindung Riau. 

Mereka mendorong Polda Riau khususnya Direktorat Reserse Kriminal Khusus untuk melakukan penyelidikan hingga tuntas terhadap kematian Gajah Rahman.

Menanggapi hal tersebut, Polda Riau telah melaksanakan serangkaian penyelidikan dan penyidikan serta pemeriksaan saksi-saksi.

"Sampai saat ini, Polda Riau sudah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 12 termasuk Mahout (pawang-red) gajah di Taman Nasional Tesso Nilo," ujar Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau, Kompol Nasrudin, Senin, 25 Maret 2024.

Lanjut Kompol Nasrudin, pihak ya juga telah berkoordinasi dengan dokter hewan yang menangani kematian Gajah Rahman serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelidiki kasus ini.


"Setelah kita lakukan pemeriksaan saksi dan berkoordinasi dengan pihak terkait, kita menduga Gajah Rahman mati karena diracun dengan pepaya dan diambil gadingnya," terang Nasrudin.

Lanjut Nasrudin, Saat itu perambah hutan di TNTN sengaja menutup jalan Polisi Hutan untuk masuk ke TNTN sehingga mereka bebas melakukan Ilegal logging.

Namun, Gajah Rahman berperan aktif dalam membersihkan potongan kayu dan membuka jalan untuk polisi hutan hingga akhirnya pelaku meracuni Gajah Rahman.

"Pelaku kita duga dari luar dan tidak menutup kemungkinan dari dalam Mahout (Pawang) itu sendiri," pungkasnya.

Diketahui, Fitriani Dwi Kurniasari, nara hubung dari For Gajah Rahman menyatakan, "Kami yakin banyak yang peduli untuk melindungi gajah Sumatera. Gajah Sumatera adalah salah satu satwa kunci yang statusnya menuju kepunahan, padahal ia berperan penting dalam keseimbangan ekosistem kita.

Mari kita tunjukkan peran kita untuk menjaga mereka, meski sekecil apapun sangat berarti." jelasnya.

Ia menambahkan, "Kasus gajah latih atau gajah patroli mati diracun seperti ini bukan yang pertama, di Riau sendiri sebelumnya pernah terjadi di Pusat Latihan Gajah Minas pada Mei 2009, dua ekor gajah mati dan dua pasang gadingnya diambil meskipun tidak sempat dibawa kabur pelaku."

"Kejadian serupa pernah terjadi juga di Aceh dan Lampung. Ini bahkan belum termasuk kasus-kasus gajah liar lainnya yang pelakunya tidak terungkap.