Banjir, Momok Menakutkan Warga Pekanbaru Ketika Hujan Mengguyur

Banjir-Pekanbaru9.jpg
(DEFRI CANDRA /Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kabut tipis yang menyelimuti Kota Pekanbaru pada Senin, 14 Agustus 2023, pagi ternyata adalah kabut uap air yang menandakan tingginya kelembaban udara dengan intensitas 55-99 persen. Hujan deras akhirnya mengguyur Kota Pekanbaru. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Kota Pekanbaru, memprediksi hujan sedang hingga lebat akan berlangsung mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kondisi ini terjadi di sejumlah wilayah, seperti Kecamatan Limapuluh, Senapelan, Rumbai Pesisir, dan sekitarnya.

Ketika hujan tiba, banjir menjadi momok yang menakutkan bagi warga Pekanbaru. Bagaimana tidak? Selalu ada wilayah pemukiman warga, ruas jalan atau titik yang menjadi langganan banjir di Pekanbaru.

Ketakutan warga beralasan kuat, berdasarkan salah satu peristiwa yang tercatat Jumat, 23 Desember 2022. Kala itu, banjir merendam sekitar 303 rumah warga di Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru. Satu  unit rumah bahkan hancur karena longsor dan tiga orang penghuninya alami luka-luka.

Ketinggian banjir saat itu mencapai 50 cm hingga 150 cm atau 1,5 meter. Tak terkira jumlah kerugian materil yang harus dialami para korban akibat banjir tersebut.

Banjir yang menggenangi ruas jalan juga tak kalah menakutkan, terutama bagi pengendara yang terjebak. Sejumlah titik banjir biasanya menggenangi ruas Jalan Jenderal Sudirman, Jalan HR Soebrantas, Jalan Akasia atau sekitaran Sungai Batak dan ruas jalan lainnya.

Ketinggian air banjir bisa mencapai sebetis hingga pinggang orang dewasa. Akibat tingginya air, jalan terputus dan menyebabkan kemacetan.

Ketika terjebak banjir, puluhan bahkan ratusan kendaraan sepeda motor mogok akibat terendam banjir. Beberapa tahun silam, banjir yang merendam ruas jalan di Kota Pekanbaru bahkan menelan korban jiwa.

"Kalau hujan deras kayak gini, takut jalan nanti macet, takut kendaraan mogok. Pernah pulang malam-malam habis hujan deras, jalanan terendam hampir selutut, ada yang motornya mogok, kasihan kalau rumah masih jauh," ungkap Rido, seorang warga.


Penyebab Banjir di Kota Pekanbaru

Masalah banjir di Kota Pekanbaru menjadi permasalahan kompleks yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. 

Pemko Pekanbaru sebelumnya menyebutkan, salah satu penyebab banjir di Kota Pekanbaru adalah pendangkalan sungai dan anak-anak sungai. Yakni Sungai Siak, Sungai Batak dan Sungai Sail.

Pada 2020, Pemko Pekanbaru berupaya melakukan normalisasi sungai-sungai tersebut untuk meminimalisir dampak banjir di pemukiman dan jalan di sekitarnya.

Masalah selanjutnya adalah drainase yang tidak terorganisir dengan baik. Pemko Pekanbaru mengakui bahwa sejumlah titik ruas jalan bahkan tidak memiliki saluran drainase. Seperti di sejumlah titik Jalan Soebrantas, Jalan Cipta Karya, Jalan Purwodadi dan sebagainya.

Penyebab banjir selanjutnya adalah tumpukan sampah yang menyumbat saluran drainase. Penyebab lainnya, semakin berkurangnya area resapan air karena Kota Pekanbaru merupakan perkotaan yang padat penduduk, dengan  pembangunan gedung dan permukiman yang terus terjadi.

Masterplan Penanganan Banjir Pemko Pekanbaru

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sebenarnya telah membentuk masterplan penanganan banjir sebagai solusi penuntasan titik banjir dalam jangka waktu 20 tahun. Masterplan itu sudah terbentuk sejak 2020 lalu.

Mengutip Pemko Pekanbaru, masterplan tersebut memfokuskan penanganan banjir untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 

Masterplan jangka pendek menyangkut pembersihan saluran drainase dari sampah, normalisasi sungai hingga perbaikan jalan. 

Sementara itu, salah satu rencana jangka panjang yang dituturkan Sekda Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, ialah pembuatan waduk yang sampai saat ini belum dapat direalisasikan.

"Pemko Pekanbaru fokus pada penanganan banjir jangka pendek, seperti pembersihan drainase, normalisasi sungai, dan perbaikan jalan rusak secara berkala. Sedangkan rencana jangka panjang adalah pembangunan waduk, ini masih terkendala karena masalah pembebasan lahan untuk waduk ini butuh dana yang tidak kecil," jelasnya.