Hari Pertama, Meranti Paling Tinggi Laporkan Imunisasi Polio

Imunisasi-polio.jpg
(Dok. Diskes Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah saat ini tengah menggebrak program imunisasi polio setelah adanya kejadian luar biasa (KLB) di Provinsi Aceh dengan tujuh kasus anak terpapar virus polio pada 2022 lalu.

Provinsi yang berdekatan dengan Sabang lantas diminta untuk segera melakukan pencegahan dengan cepat.

Untuk menangkal penyebaran virus tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melakukan imunisasi polio kepada anak usia 0-59 bulan. Imunisasi polio di Bumi Lancang Kuning pun telah berlangsung sejak 6 Maret 2023 dan akan berlangsung selama sepekan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadises) Provinsi Riau Zainal Arifin melalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Dahlia saat dikonfirmasi mengatakan, target anak-anak yang akan mendapatkan imunisasi polio di Riau sebanyak 1.245,338 anak. Itu terbagi menjadi dua kelompok, di antaranya usia 0-59 bulan sebanyak 640.001 anak dan usia 4-59 bulan sebanyak 605.337 anak.

"Data yang kami peroleh dari 12 kabupaten/kota yang paling tinggi mencapai target yakni Kabupaten Meranti. Untuk usia 0-59 bulan sasarannya 13.440 anak, itu udah imunisasi sebanyak 6.006 anak atau 44.7 persen. Untuk usia 4-59 bulan juga paling tinggi juga dari Meranti. Dari 12.479 anak yang sudah imunisasi polio sebanyak 5.268 anak atau 41.3 persen," jelasnya, Selasa, 7 Maret 2023


Dahlia menyebut masing-masing kabupaten/kota harus menargetkan 100 persen. Imunisasi polio anak usia 0-59 bulan adalah bOPV, sedangkan anak usia 4-59 bulan, IPV.

"Dalam setahun anak-anak harus imunisasi polio sebanyak empat kali. imunisasi polio anak usia 0-59 bulan dilakukan dengan cara tetes sedangkan anak usia 4-59 bulan dilakukan dengan suntik," ucapnya.

Menurutnya, akan ada penambahan waktu jika masih ada masyarakat yang enggan melakukan imunisasi. Katanya, akan door to door langsung sehingga anak-anak pun terhindar dari virus polio yang bisa menyebar kapan saja.

Pada 2014 kasus polio sudah hilang di Indonesia. Artinya, sudah tereliminasi. Namun, muncul kembali pada 2022.

"Semua anak harus diimunisasi tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Walaupun sudah diimunisasi tidak masalah diimunisasi lagi untuk memberikan perlindungan optimal dan kekebalan imuniti," jelasnya.