Oknum Taksi Bandara Peras Pelancong, ASITA Riau: Tindak Tegas Harus Diambil

Pemeras-Bandara-SSK-II-4.jpg
(Tangkapan layar@bramadity)

 

RIAUONLINE, PEKANBARU - Aksi pemerasan yang dilakukan oknum Puskopau di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru kepada pelancong dari Aceh beberapa waktu lalu, mendapat sorotan dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Riau, Minggu, 7 Agustus 2022.

Ketua ASITA, Dede Firmansyah, mengatakan kejadian seperti ini tidak seharusnya terjadi terutama bagi daerah yang mengunggulkan sektor pariwisata. Karena menurutnya, wisatawan merupakan aspek penting terdukungnya pariwisata di daerah. 

"Harus ada kesadaran dari masyarakat tempat wisata. Masyarakat harus tahu bahwa mereka butuh wisatawan karena mereka adalah tamu dan tentu tamu itu harus dimuliakan," ujarnya saat dihubungi via WhatsApp. 

Dede menyebutkan beberapa contoh daerah wisata, seperti Yogyakarta, Bandung, dan Bali, merupakan contoh daerah yang ramah akan wisatawan. Seharusnya, kata Dede, Riau bisa mencontoh cara daerah wisata tersebut menyambut pelancong. 

"Di sana wisatawan cukup dihargai karena masyarakatnya butuh wisatawannya. Dan hal ini juga harusnya ada di mana pun,  di kota mana pun,  begitu di Kota Pekanbaru atau Riau," sebutnya.

Melihat kondisi yang ada, Dede, yang juga merupakan pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang pariwisata menyebut bahwa tindak tegas dari penegak hukum harus diadakan guna mencegah peristiwa yang sama kembali terulang. 

"Tindak tegas harus diambil seperti ini, harus diupayakan pihak aparat. Karena biar ada efek jera bagi oknum-oknum yang buat ketidaknyamanan bagi wisatawan, " ujarnya

Dede juga mengimbau mulai dari pihak strategis seperti Pemerintah Daerah ( Pemda) Riau harus serius menangani kasus premanisme seperti ini. Karena menurutnya, permasalahan ini menyangkut marwah daerah. .


"Kalau hal ini masih terus terjadi ya, jadi bisa jadi tercap kota kita (Pekanbaru tidak ramah wisatawan, red)," ungkapnya.  

Sebelumnya, aksi premanisme ini ramai diperbincangkan setelah akun Instagram @bramadity mengunggah beberapa potongan video kejadian tersebut berlangsung pada Jumat,  4 Juli 2022.

Dalam kotak deskripsi unggahannya, dijelaskan @bramadity, bahwa para oknum menuduhnya melakukan pelanggaran. Namun ketika dimintai penjelasan, para oknum berkelit tidak dapat menjelaskan peraturan yang dilanggar oleh @bramadity dan timnya. 

Tak berselang kemudian, pelancong dari Aceh itu sempat mengira dirinya akan diarahkan menuju  kantor Angkasa Pura. Namun menurut pengakuannya, ia dan tim malah dibawa ke lokasi yang diduga tempat berkumpulnya para taksi bandara. 

 

 

Setelah perdebatan panjang, para oknum tersebut lantas meminta sejumlah uang dan ketentuan bersyarat. Dimana, timnya harus melanjutkan perjalanan dengan taksii oknum pelaku pemerasan hingga keluar Bandara SSK II. 

Unggahan tersebut pun sempat viral di dunia maya. Hingga kini, postingan tersebut  beramai-ramai dikomentari netizen. Tersamasuk, salah satu Komika kawakan, Megi Irawan. Dalam lewat akun @megiirawann, ia menyampaikan kekesalan dan rasa malunya sebagai bagian dari warga Pekanbaru. 

"Onde pak,  tobat pak, razaki masing-masing la ado pak. Masa urang rental apak gaduh juo.  Malu pak urang nio ka pakan, takuik jadinyo kalo digikoan (Aduh Pak, tobat Pak, rezeki masing-masing sudah ada Pak. Masa orang rental bapak ganggu juga. Malu Pak orang mau ke Pekan, takut jadinya kalau dibegitukan, red) ," tulisnya setelah postingan tersebut diunggah akun @bramadity.

Tak hanya akun @megiirawann,  akun lain @pamandho turut berkomentar dan menyinggung pemangku kuasa untuk menuntaskan kasus premanisme yang terjadi.

"Cc @syamsuar.official @ericthohir @muflihun.sstp.map @sandiuno mohon ditertibkan pak.. Di gerbang Pekanbaru saja sudah banyak Premanisme pak," tulisnya. 

Setelah viral,  menurut informasi yang didapat Riauonline, kasus ini berlanjut dengan laporan ke penegak hukum. Pelapor atas nama Bram Aditya melaporkan Syafril sebagai terlapor oknum pemerasan.

Namun setelah ditelusuri di Polsek Bukit Raya, melalui Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya, Iptu Dodi Vivino, mengatakan kedua belah pihak telah sepakat berdamai.

“Sudah berdamai, Syafril meminta maaf kepada Bram dan kawan-kawan,” ujarnya, Jumat, 5 Agustus 2022.