Fesyen Busana Muslim Berkembang Pesat di Amerika

busana-muslim.jpg
(Liputan6.com)

RIAUONLINE - Tidak hanya di negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam, geliat industri busana muslim saat ini berkembang cukup pesat. Bahkan di negara-negara dengan prosentase penduduk muslim relatif rendah, seperti Amerika. Di sejumlah pusat perbelanjaan besar kini muncul toko-toko busana muslim, dan dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pagelaran busana muslim digelar.

Di Tyson Corner Center - sebuah pusat perbelanjaan megah di McLean, Virginia - ada butik busana Muslim khusus untuk perempuan. Namanya, Zeena dan dibuka sejak lima tahun lalu. Sekitar empat tahun sebelumnya, Zeena hanyalah toko online dimana para pelanggan hanya bisa melihat dan membeli model-model pakaian terbaru tanpa bisa mencobanya terlebih dahulu.

Terdorong oleh permintaan banyak konsumen, dua perempuan bersaudara, Bayan dan Amany Jondy, memberanikan diri untuk mengembangkan usaha mereka. Mereka memiliki pusat perbelanjaan Tyson karena berada di kawasan metropolitan Washington DC dimana ada komunitas besar muslim. Padahal sebagai informasi saja, Tyson adalah pusat perbelanjaan yang tergolong mainstream, di mana para pengunjungnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Sebelumnya, tidak ada toko seperti Zeena di pusat-pusat perbelanjaan besar di Washington DC, Maryland, dan Virginia.

Di toko itu, seperti halnya di situs simplyzeena.com, para muslimah bisa menemukan beragam pakaian muslim yang mengutamakan kesederhanaan tapi tidak ketinggalan zaman. Deera Achmad, seorang pengunjung merasa senang dengan kehadiran Zeena. Ia bahkan ingin menunjukkan kepada teman-teman yang non-muslim bahwa menjadi muslim tidak berarti menjadi orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman.


“Saya kira, menjadi muslim dan mengikuti perkembangan mode, sementara melakukan hal-hal yang diwajibkan agama tidaklah bertentangan. Saya kira agama tidak mempermasalahkan bila perempuan ingin tampil menarik, cantik, bergaya, feminin, atau progresif," kata Achmad.

Meningkatnya permintaan akan busana muslim juga mendorong penyelenggaraan pagelaran busana muslim di sejumlah kota besar di Amerika, dimana terdapat komunitas besar muslim. ashion Fighting Famine barangkali adalah salah satu pagelaran busana muslim terbesar di Amerika. Berlangsung sejak tahun 2007 dan diselenggarakan setahun sekali, pagelaran ini diorganisasikan sekelompok muslimah yang peduli agama dan dunia mode di Irvine, California. Mereka berusaha memberdayakan para muslimah yang memiliki bakat di bidang rancang busana dan membantu mengatasi kasus-kasus kemiskinan dan kelaparan di berbagai penjuru dunia.

Di Amerika juga ada pameran dan pagelaran busana muslim yang diberi nama USA Islamic Fashion Week. Nadira Madhi adalah seorang blogger busana muslim. Ia tahu persis apa dan bagaimana misi kegiatan itu.

“Kita, orang-orang muslim, relatif banyak di Amerika. Sayangnya, dana yang kita habisakan untuk kebutuhan busana tidak tercurah ke para pengusaha muslim. Ini adalah kegiatan yang berusaha membuka peluang bisnis bagi para muslim pemilik bisnis mode untuk mengembangkan usaha mereka. Kita, orang-orang muslim, mengutamakan kesederhanaan tapi juga menginginkan gaya yang sesuai perkembangan zaman. Ini adalah kegiatan yang juga berusaha menjembatani dunia mode dan kesederhanaan yang diagungkan Islam," kata Madhi.

Menurut sosiolog Susan Carland yang banyak mengamati busana muslim, para perancang busana muslim di Amerika tak akan pernah kehabisan inspirasi. Amerika, katanya, adalah tanah imigran, dimana orang-orang dari berbagai penjuru dunia -yang membawa keunikan dan kekhasan negara asal mereka masing-masing- bertemu dan melebur. Kekhasan-kekhasan itu akan menampilkan beragam kreasi yang kreatif dan menarik.

“Setiap negara memiliki ciri berbusana yang berbeda. Saya bisa membedakan mereka saat melihat langsung mereka di jalanan. Muslimah Indonesia biasanya mengenakan pin di kerudungnya. Busana Muslim Indonesia saya kira bahkan paling maju. Muslimah asal Afrika biasanya memakai kerudung atau penutup kepala berwarna menyolok," kata Carland. (VOAIndonesia)