Masjid-masjid di Texas Jadi Tempat Penampungan Korban "Harvey"

Relawan-Islamic-Society-of-Greater-Houston-menyerahkan-paket-bantuan.jpg
(VOA Indonesia)

RIAU ONLINE - Badai Harvey menyerang Kota Houston, Texas, Amerika Serikat (AS). Jalan raya dan pemukiman warga yang terletak di dekat bendungan dan waduk, terendam dengan air. Tak ayal lagi, banyak pengungi yang terpaksa tinggal di tempat penampungan.

Salah satu tempat yang menjadi lokasi penampungan korban Badai Harvey adalah sejumlah masjid di Kota Houston. Kondisi ini pun, menjadi sebuah pelajaran berharga bagi para sukarelawan dan penghuni sementara di salah satu masjid di Houston barat.

Baca Juga: Gara-Gara Badai Hiu Ganas 'Nyasar' Ke Jalan Raya

Dikutip dari VOA Indonesia, Mereka belajar sesuatu yang mereka tidak perkirakan sebelumnya. Yakni,melewatkan waktu di tempat penampungan dan tidak tahu pasti kapan mereka bisa pulang ke rumah. Satu diantaranya Sara Al Azaat (19). Remaja asal Arab Saudi ini baru berada di Houston selama empat bulan.

"Di tempat saya berasal kami tidak pernah mengalami badai seperti ini. Kami tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang serius. Ketika banjir datang, ini merupakan pengalaman yang mengubah kehidupan kami,: ungkap Sara.

Gadis blasteran dari ibu asal Indonesia dan ayahnya dari Suriah ini, berada di Houston bersama keluarga dan sepupunya. Meskipun anak-anak bermain di sana, tetapi semua orang dewasa ingin segera bisa kembali ke rumah dan belum tahu kapan perintah wajib evakuasi akan dicabut. Tetapi mereka merasa aman dan dikelilingi oleh kebaikan.


"Kami sangat takjub. Begitu banyak orang datang untuk tinggal di tempat penampungan sementara ini. Faktanya, ada orang datang dan mengajak mereka yang berada di tempat penampungan ini untuk tinggal bersama mereka. Kami sangat tersentuh dengan hal ini," kata Ilyan Choudry.

Sementara itu, warga di Houston barat yang tidak dilanda banjir, turut datang ke tempat penampungan ini untuk menyumbangkan barang-barang seperti selimut dan alas tidur, juga mainan anak-anak. Bagi sebagian orang yang datang. Pengalaman ini pun, jadi pengalaman pertaman kali mereka masuk ke masjid.

"Saya tidak pernah masuk ke masjid sebelumnya. Saya sedikit khawatir pintu mana yang harus diketuk. Seorang perempuan muda menemui saya di tempat parkir dan menunjukkan kepada saya pintu masuk ke masjid," ujar Gina Mandell.

"Orang-orang dari semua agama, datang bersama-sama. Mereka hanya bekerja karena kemanusiaan. Bukan karena hal lain. Hanya manusia yang saling bantu membantu. Dan kemudian kita belajar dari orang yang berbeda karena setiap orang memiliki latar belakang berbeda, proses pemikiran berbeda dan kami banyak belajar dari hal-hal ini," tambah Ilyas.

Bagi Gina Mandell, datang ke mesjid ini menghilangkan prasangka tertentu. Ia menambahkan, "Laki-laki Muslim jauh lebih hangat dari yang saya bayangkan. Saya selalu menilai kaum perempuan Muslim baik dan hangat, tetapi saya cenderung menjauhi laki-laki Muslim karena saya tidak tahu tradisi dan apa yang harus saya lakukan dengan benar."

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscriber Channel Youtube Riau Online 

dan 

Follow Instagram riauonline.co.id