Kejam, Walikota Ini Usir Ribuan Umat Muslim Seluruh Kota

Doa-Muslim-buat-Korban-Penembakan.jpg
(REUTERS)

RIAU ONLINE - Muslim di Filipina telah menyatakan keprihatinan yang mendalam setelah seorang Wali Kota Urdaneta, di provinsi Pangasinan, Filipina menyatakan akan membersihkan ribuan warga Muslim dari pemukinan.

 

Walikota Urdaneta, Amadeo Gregorio Perez, mengeluarkan pernyataan tersebut sebagai bagian dari kampanye untuk melawan perdagangan narkoba.

 

Pada Senin, 8 Agustus 2016, Manila Times dilansir dari Sputnik, melaporkan bahwa Amadeo Gregorio Perez, menyalahkan dan menuding mayoritas Muslim di Urdaneta terlibat dalam perdagangan narkoba. Sebab itu, ia memerintahkan pemeluk Islam untuk meninggalkan daerah tersebut dalam waktu tiga pekan.

 

Saat upacara pengibaran bendera, Walikota mengutip sebuah laporan dari Drug Enforcement Agency Filipina (PDEA) yang mengklaim bahwa 84 persen dari lebih 5.000 Muslim yang tinggal di daerah tersebut terlibat dalam penyelundupan narkoba.

 

Menurutnya, sebagian besar tindak kejahatan yang terjadi di daerah itu, seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan ada hubungannya dengan pengedar narkoba.


 

Sebagai solusi untuk menuntas masalah tersebut, Perez memerintahakan pihak berwenang setempat untuk melarang umat Islam memasuki wilayah perkotaan. Dia juga memerintahkan pemilik properti non-Muslim di Urdaneta yang menyewa kamar atau ruang bisnis kepada umat Islam untuk mengusir mereka.

 

Perekonomian lokal Urdaneta sangat bergantung pada bisnis yang dijalankan umat MUslim. Sekitar 400 kios barang-barang kering dan perusahaan distribusi dan ritel lainnya milik Muslim tersebar di seluruh kota. Sebab itu, beberapa pihak menilai kebijakan Perez tidak akan berjalan mulus.

 

Dalam merealisasikan kebijakannya itu, Perez akan menghadapi hambatan, yakni 3.000 Muslim tinggal secara legal dan bekerja di pemerintahan daerah.

 

Menanggapi rencana kebijakan Perez itu, Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, Mujiv Hataman mengatakan bahwa kebijakan yang di ambil Perez tidaklah benar karena itu adalah bentuk dari diskrimasi.

 

Menurut Hataman, kebijakan yang ditawarkan Perez tidak masuk akal. Sebab, kata dia, mengusir komunitas Muslim dari seluruh Urdaneta tidak akan mengakhiri tindak kejahatan.

 

"Ini melanggar hak asasi manusia, termasuk hak mereka untuk hidup dan bebas, mendapat keamanan dan hak beribadah di Filipina," tegas Hataman.

 

Sementara itu menurut Asosiasi Muslim Urdaneta City, beberapa kelompok Muslim telah meninggalkan Urdaneta dan mencari tempat yang lebih ramah.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline