RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan dimulai pada Mei hingga September 2025 mendatang. Provinsi Riau harus waspada pada cuaca panas ekstrem yang rawan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau M Edy Afrizal mengatakan, Provinsi Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla hingga Desember 2025. Hingga saat ini, 10 kabupaten/kota di Riau sudah berstatus Siaga Darurat Karhutla
"Saat ini sudah 10 kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat Karhutla. Hanya tinggal dua daerah saja yang belum, yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir," ujarnya, Selasa, 29 April 2025.
Ia menjelaskan, kedua daerah tersebut juga sudah didorong untuk segera menetapkan status siaga darurat karhutla. Sehingga, antisipasi dan penanggulangan kebakaran dapat dikoordinasikan dengan lebih cepat dan efisien.
"Pada status ini, bantuan juga dapat dengan cepat dikirim jika terjadi karhutla," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid mengatakan Pemprov Riau bersama Polda Riau juga terus melakukan sosialisasi larangan membakar lahan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut telah digelar mulai dari Karhutla Fun Run hingga Jambore Karhutla.
Selain itu, Pemprov juga sudah mengusulkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), patroli udara dan water bombing ke Pemerintah Pusat. Bersama jajaran forkopimda, 17.760 personel TNI, Polri, Manggala Agni, Relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) hingga perusahaan-perusahaan, juga sudah disiagakan sesuai kebutuhan daerah.
"Totalnya ada 17.764 orang personil yang akan diturunkan menghadapi potensi penanggulangan karhutla se-Riau. TNI AD 3.227 personel, TNI AU 60 personel, Polri 5.231 personel. Kemudian, DLHK /DISBUN 455 orang, BPBD DAMKAR PROV/KAB/KOTA 860 orang, Mangga Agni 2.210 orang, MPA 4.059 orang, SATPOL PP PROV/KAB/KOTA 1.670 orang dan Perusahaan 1.980 orang," pungkasnya