Nota Kesepahaman Pemkab Meranti dan PT RAPP, Komitmen Tingkatkan Pendidikan dan Cegah Stunting

PT-RAPP55.jpg
(PT RAPP)

RIAU ONLINE, SELAT PANJANG-Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) didukung Tanoto Foundation dalam upaya percepatan penurunan stunting dan peningkatan mutu sekolah dasar, Senin (11/7/2022), di Aula Kantor Bupati, Selat Panjang.

Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah, M Sakinul Wadi menyambut baik program kolaborasi ini. Menurutnya tingkat stunting di Kepulauan Meranti menurun di tahun 2022 namun masih di atas angka standar nasional.

"Kita berharap melalui program kerjasama ini, jumlah kasus stunting di Meranti bisa menurun dan kualitas pendidikan dasar anak-anak kita juga meningkat," harapnya.

General Manager Stakeholder Relation RAPP, Wan Mohd Jakh Anza mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyelaraskan program tersebut dengan visi misi Bupati Kepulauan Meranti.

"Kami telah berkomitmen untuk bersinergi dan menyelaraskan program tersebut dengan visi-misi Bupati Kepulauan Meranti. Kita menyadari yang terdepan adalah Pemkab sementara kami adalah pendukung. Untuk itu, kita bersatu padu untuk mendukung Bupati sesuai dengan programnya, mudah-mudahan dengan melakukan MoU ini kita dapat bekerjasama dengan baik dan saling membangun kabupaten ini menjadi yang lebih baik," ungkapnya.

Wan Jakh juga menyebutkan, bicara soal stunting bukan hanya bicara tentang makanan yang dikonsumsi saja, tetapi juga faktor-faktor lain termasuk tingkat pendidikan dan lingkungan sekitar.

"Intinya kami mendukung upaya penurunan stunting tapi yang harus maju di depan itu Pemerintah Kabupaten. Kami akan memberi dukungan dari belakang," jelasnya.

Dijelaskan, ada dua pendekatan yang digunakan oleh PT RAPP dalam rangka mendukung program percepatan penurunan stunting di Provinsi Riau, yakni
'community empowerment' dan 'enabling environment'.

Pendekatan pertama adalah dengan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) yang diharapkan dapat menguatkan intervensi spesifik dan intervensi sensitif di tingkat komunitas. Berbagai kegiatan yang dilakukan PT RAPP melalui pendekatan ini seperti Training of Trainer Konseling PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) bagi petugas gizi Puskesmas, pelatihan kader tentang penyelenggaraan Posyandu, pelatihan Pelayanan Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM), pelatihan konseling PMBA, pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M), dan pelatihan higienitas dan sanitasi.

Selanjutnya juga dilaksanakan promo-edukasi kesehatan dan gizi, monitoring dan evaluasi kegiatan Posyandu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan bagi anak Balita gizi buruk, BGM (Bawah Garis Merah), dan ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis).

Selain itu juga memberikan dukungan peralatan Posyandu, lomba-lomba Posyandu, pengembangan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dan
kampanye kesehatan.

Pendekatan kedua adalah dengan menciptakan lingkungan yang kondusif (enabling environment) bagi berbagai upaya percepatan penurunan stunting di seluruh level. Berbagai intervensi yang akan dilakukan melalui pendekatan ini adalah pendampingan teknis dalam pelaksanaan pilar ke-2 (pengembangan strategi komunikasi perubahan perilaku) dan pilar ke-3 (optimalisasi 8 aksi konvergensi) percepatan penanganan stunting, memobilisasi Tim Pendamping Keluarga (TPK), program inovasi deteksi awal kehamilan yang berisiko/berpotensi melahirkan anak stunting dan pilot program rumah anak SIGAP.

"Peran serta RAPP dalam upaya percepatan penurunan stunting merupakan wujud nyata dari penerapan salah satu prinsip 5C, yaitu good for community atau
kebaikan bagi masyarakat. Hal ini juga selaras dengan visi APRIL 2030 yang salah satu indikatornya adalah mengurangi prevalensi stunting hingga 50 persen di desa-desa sasaran," ujarnya.


Sementara itu juga dijelaskan terkait program School Improvement yang merupakan program peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar. Disebutkan program Community Development (CD) itu bertujuan dalam peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa Sekolah Dasar mitra CD PT RAPP di wilayah operasional perusahaan yang ada di 5 kabupaten, termasuk salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Peningkatan literasi dan numerasi siswa dalam program ini dilakukan melalui pengelolaan dan kepemimpinan kepala sekolah, pelibatan komite sekolah dalam perbaikan lingkungan belajar di sekolah, serta perubahan kualitas pembelajaran guru di dalam kelas yang berfokus pada pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Saat ini Sekolah Dasar mitra program School Improvement di Kabupaten Kepulauan Meranti berjumlah 24 sekolah," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil meminta PT RAPP fokus membantu masyarakat Kepulauan Meranti di dua kecamatan terdekat wilayah operasionalnya, yakni Kecamatan Merbau dan Kecamatan Tasik Putri Puyu.

"Jangan semua kecamatan tapi sedikit-sedikit. Namun fokuskan saja dua kecamatan terdekat, tapi maksimal," kata Bupati Adil.

Lebih jauh dia meminta Corporate Social Responbility (CSR) perusahaan bubur kertas terbesar di Asia Tenggara itu, bisa menyesuaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan oleh Pemkab Kepulauan Meranti. Dengan begitu, program pembangunan yang dilakukan dapat sejalan dan mendapatkan hasil maksimal.

"Contohnya seperti yang kemarin saya minta seragam sekolah dan sepeda. Jadi ya berikan seragam sekolah dan sepeda karena program saya itu ingin mengratiskan seragam sekolah. Sehingga itu bisa membantu para orang tua dan itu menjadi visi misi atau program kerja," ujarnya.

Bupati berharap dengan adanya kerjasama tersebut, perusahaan telah ikut membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Kepulauan Meranti. 

Dalam pemaparannya, Bupati menyebutkan salah satu permasalahan pembangunan nasional sekaligus menjadi isu strategis nasional dan daerah saat ini adalah tingginya prevalensi Stunting. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi Stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2021 tercatat sebesar 23,3 persen.

Angka prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti masih tergolong tinggi, dan berada diatas standar WHO sebesar 20 persen.

Untuk mempercepat penurunan stunting, pemerintah menerapkan pendekatan intervensi secara konvergen yang melibatkan multisektor di berbagai tingkatan.

Pelaksanaan intervensi secara konvergen dilakukan dengan menggabungkan atau mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan bersama. Yaitu memastikan layanan dari setiap intervensi gizi spesifik dan sensitif tersedia di kabupaten/kota dan desa, dan dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang membutuhkan, terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan.

"Data capaian cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2022 masih terdapat beberapa indikator yang capaiannya rendah. Untuk itu perlu dukungan dari seluruh lintas sektor termasuk peran swasta melalui program tanggungjawab sosial perusahaan seperti yang dilakukan oleh PT RAPP dan Tanoto Foundation, untuk bersama-sama mengentaskan stunting," ucapnya.

 

Dikatakan Adil, salah satu kegiatan prioritas yang ditetapkan pemerintah adalah pendampingan kepada keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) terdiri dari bidan desa, kader PKK dan kader KB. Secara Nasional sudah terbentuk 200 ribu Tim Pendamping Keluarga atau 600 ribu orang. 

Saat ini, jumlah TPK di Kabupaten Kepulauan Meranti sekitar 700 orang. TPK ini bertugas untuk melakukan pendampingan kepada remaja calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-59 bulan, sehingga memiliki pemahaman yang cukup dalam upaya pencegahan stunting.

"Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui OPD terkait telah pun mengalokasikan anggaran pada APBD, dalam upaya intervensi pencegahan stunting. Namun hal itu belumlah memadai. Karena itu perlu dukungan dan peran lintas sektor termasuk PT. RAPP dan Tanoto Foundation. Oleh karena itu, saya menyambut baik program dan kegiatan penurunan dan diselenggarakannya penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerjasama pada sebagai upaya untuk bersama. menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti," pungkas Adil.