10 Tahun Pimpin RI, Jokowi Ungkap Pekerjaan Berat dan Melelahkan jadi Presiden

Blok-Rokan-Jadi-Lokasi-Upacara-Peringatan-Harlah-Pancasila.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE - Presiden Joko Widodo akan segera mengakhiri masa jabatannya setelah 10 tahun memimpin Indonesia. Jokowi pun mengungkap pekerjaan berat dan melelahkan selama dirinya menjadi presiden.

Jokowi mengeluhkan sulitnya mengajak perusahaan untuk membangun pabrik smelter di Indonesia.

"Saya ingat pekerjaan yang berat dan melelahkan selama saya menjabat sebagai presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter, pekerjaan sangat berat," kata Jokowi saat meresmikan smelter PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 24 September 2024.

Dia menceritakan alotnya proses negosiasi pembangunan smelter di Gresik dengan Chairman & CEO Freeport McMoran Inc Richard C. Adkerson. Apalagi, dibutuhkan investasi sangat besar untuk membangun smelter PT Freeport di Gresik, yakni mencapai Rp56 triliun.

"Sehingga saya juga sadar memang perusahaan harus mengkalkulasi, perusahaan harus berhitung, apa keuntungan membangun smelter sebesar ini?" ujarnya.


Namun kemudian, lahan pun akhirnya dipersiapkan untuk membangun smelter mulai pada 2018. Pada 2021, Jokowi meletakkan batu pertama atau groundbreaking smelter PT Freeport di Gresik, hingga akhirnya diresmikan pada 2024.

"Setelah itu, langsung 2018 dimulai persiapan lahannya. Persiapan lahan selesai, saya ke sini untuk ground breaking memulai untuk konstruksi pabrik smelternya. Dan setelah 30 bulan, Alhamdulillah hari ini bisa kita resmikan," jelas Jokowi.

Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik memiliki luas lahan 104 hektare, dengan investasi sebesar Rp56 triliun.

Jokowi memperkirakan jumlah penerimaan negara usai beroperasinya smelter PT Freeport mencapai Rp80 triliun.

"Hitung-hitungan saya, penerimaan negara masuk kira-kira Rp 80 triliun dari PT Freeport Indonesia, baik berupa deviden royalti, PPH badan, PPH karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor, semuanya kira-kira angkanya seperti itu. Ini angka yang sangat besar sekali," tutur dia.

Pabrik ini akan menghasilkan 1,7 juta ton konsentrat tembaga yang dibawa dari Papua menuju ke Gresik. Hasilnya, 900.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak.

"Kalau melihat industrinya sebesar ini, saya yakin ini akan melibatkan banyak UMKM usaha-usaha kecil baik berupa catering, baik menjadi sub kontraktor dari semua yang berkaitan dengan smelter di Gresik ini," ucap Jokowi.