Nekat Masuki Suku Terasing, Pemuda Asal AS Tewas Dipanah

Police-line-pembunuhan.jpg
(internet)

RIAUONLINE, JAKARTA - John Allen Chau, pemuda petualang dan misionaris Kristen asal Amerika Serikat (AS) harus menemui ajal saat di sebuah pulau terpencil di Samudera Hindia.

Ia dilaporkan dibunuh oleh suku pedalaman di Pulau Sentinel Utara. Media lokal India menyebut Chau tewas akibat tertembak busur panah oleh sekelompok pemburu suku Sentineles, saat mengunjungi pulau yang terletak di dekat Kepulauan Andaman dan Nikobar itu.

Direktur Jenderal Kepolisian Andaman dan Nikobar, Dependra Pathak, mengatakan mereka tengah menyelidiki pembunuhan pira 26 tahun itu.

"Sebuah kasus pembunuhan terjadi yang dilakukan sejumlah orang yang tidak dikenal," ucap Pathak pada Kamis 22 November 2018.

Pathak mengatakan Chau diduga bertandang ke Pulau Sentinel Utara secara diam-diam, diantar sejumlah nelayan lokal. Orang-orang yang mengantar Chau saat ini telah ditangkap.

Pathak menuturkan Chau telah berkunjung ke Pulau Sentinel Utara sebanyak dua sampai tiga kali sejak 15 November lalu. Pulau seluas 60 kilometer persegi tersebut dihuni oleh suku terasing Sentineles.

Suku itu merupakan suku zaman pra-Neolitik terakhir yang masih ada hingga saat ini. Komunitas itu dikenal menjadi satu-satunya suku di dunia yang masih belum terjamah dunia modern saat ini.

Chau disebut sempat berkomunikasi dengan penduduk lokal selama berkunjung ke Sentinel Utara. pada 16 November, Chau mengatakan dia akan tinggal di pulau itu, kepada para nelayan yang selama ini kerap mengantar-jemput dirinya keluar masuk pulau.

Chau juga disebut sempat menitipkan sepucuk surat untuk seorang temannya kepada nelayan-nelayan tersebut. Namun, keesokan harinya, para nelayan itu melihat tubuhnya tergeletak di pinggir pantai dan sebagian terkubur pasir.

"Ini adalah petualangan yang salah di kawasan yang sangat dilindungi," ucap Pathak seperti dikutip Reuters.

Seorang sumber yang mengetahui isi catatan Chau menuturkan pria itu memberi gunting, peniti, dan bola sebagai hadiah bagi suku tersebut.

Dalam catatannya, Chau bercerita bahwa perjalanan ini ia lakukan untuk mendakwahkan ajaran Nasrani di pulau tersebut.


"Jangan salahkan penduduk asli di pulau itu jika aku terbunuh," demikian bunyi surat Chau.

Dia juga mengaku bahwa beberapa anggota suku itu baik kepadanya, sementara yang lainnya sangat agresif.

"Aku telah bersikap baik kepada mereka. Mengapa mereka begitu marah dan begitu agresif?," tulis Chau dalam suratnya.

Kepolisian mengatakan penyelidikan kasus kematian Chau dilakukan setelah berkomunikasi dengan konsulat AS di selatan Kota Chennai, India.

Juru bicara konsulat AS menyatakan mereka telah mengetahui laporan soal kematian seorang warganya di Kepulauan Andaman dan Nikobar. Namun, konsulat AS enggan menjelaskan lebih detail terkait kasus tersebut.

Berdasarkan penelusuran media sosial Chau, pria tersebut menganggap dirinya sebagai petualang dan penjelajah.

Dalam salah satu blog perjalanan, Chau mengatakan Kepualaun Andaman dan Nikobar di selatan India itu merupakan salah satu tempat yang sangat ingin ia kunjungi.

Chau juga tampak telah mengunjungi India beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir melalui sejumlah gambar yang ia unggah di media sosialnya.

Keluarga Chau telah mengetahui kabar duka tersebut. Kerabat menggambarkan Chau sebagai "putra, saudara laki-laki, dan paman yang sangat dicintai."

Dia juga dikenal sebagai seorang misionaris Kristen, teknisi elektronik, pelatih sepakbola, dan pendaki gunung.

"Dia mencitai Tuhan, mencitai hidupnya, dan senang membantu mereka yang membutuhkan. Dia juga mencitai orang-orang Sentineles," kata keluarga Chau.

"Kami memaafkan mereka yang dilaporkan bertanggung jawab atas kematian Chau. Kami juga meminta seluruh teman-temannya di Kepulauan Andaman yang ditahan otoritas."

Pulau Sentineles berjarak 1,370 kilometer dari India daratan. Pada survei yang dilakukan pada 2011 silam, surveyor menyatakan mereka hanya melihat 15 penduduk Suku Sentineles.

Pemerintah India memberlakukan aturan khusus untuk melindungi keberlangsungan suku terasing itu. Orang asing dan warga India dilarang mendekati, menjejakkan kaki atau bermukim di pulau itu. Tujuannya untuk menjaga kelangsungan hidup dan melindungi Suku Sentineles dari penyakit apapun.

India menyatakan eksplorasi dan pendudukan Kepulauan Andaman serta Nikobar oleh Inggris di masa lalu sangat tidak berperikemanusiaan. Lebih dari setengah populasi suku terasing di sana dihabisi, dan kini tinggal sedikit keturunannya yang tersisa.

Maka dari itu, selama ini pemerintah setempat memilih hanya mengamati pulau dan Suku Sentineles dari kejauhan. Maka dari itu wajar jika Suku Sentineles bersikap bermusuhan dengan orang asing karena pengalaman masa lalu mereka.

Tulisan ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Nekat Temui Suku Terasing India, Misionaris AS Tewas Dipanah"

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id