Presiden Abdel Fattah el Sisi Menang Telak dalam Pilpres Mesir

Pilpres-Mesir.jpg
(VOA Indonesia)

RIAU ONLINE - Kepala Otorita Pemilu Nasional Lachin Ibrahim hari Senin 2 April 2018 mengumumkan bahwa Presiden Sisi memenangkan masa jabatan kedua setelah merebut 21,8 juta suara atau hampir mencapai 98 persen dari seluruh surat suara yang sah. Lawannya, Moussa Mustapha Moussa yang ikut bertarung pada saat-saat terakhir, hanya meraih 2 persen.

Diwartakan VOAINDONESIA, Selasa 3 April 2018, dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di televisi, Ibrahim mengatakan pemilu itu telah memenuhi standar transparansi internasional, dan ia berterima kasih kepada para pengawas pemilu dan kepala TPS yang mengawasi pemungutan suara.

Ibrahim juga berterima kasih kepada pengamat internasional dari Liga Arab, Uni Afrika dan Organisasi Kerjasama Islam OKI yang telah mengirim tim pengamat.

Namun, kemenangan besar Sisi ini tidak memperhitungkan lebih dari 1,5 juta suara yang tidak terbaca jelas atau diberikan kepada kandidat yang tidak terdaftar.


Mantan Perdana Menteri Ahmed Shafiq dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Sami Anan sama-sama menarik diri atau dipaksa mundur dari pemilu karena alasan teknis.

Sekitar 40 persen dari 60 juta pemilih yang sah telah memberikan suara, turun dari 47 persen pada tahun 2014.

Sekelompok partai oposisi, termasuk kelompok Ikhwanul Muslimin yang kini dilarang, menyerukan kepada para pemilih untuk memboikot pemilu tersebut. Belum jelas berapa pemilih benar-benar mengikuti seruan itu.

Televisi Mesir menunjukkan kandidat yang kalah, Moussa Mustapha, menyaksikan komisi pemilu mengumumkan kemenangan Presiden Sisi. Moussa kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ia “tidak akan menentang hasil pemilu,” mengingat apa yang disebutnya sebagai “popularitas Presiden Sisi.”

Sisi berjanji akan memulihkan perekonomian dengan membangun pabrik-pabrik baru dan mencari investasi dari negara-negara Arab lainnya. Ia juga berjanji akan mengembalikan ketenangan di Mesir dan “tidak menunjukkan belas kasihan” dalam perang melawan terorisme.

Militan ISIS November lalu membom sebuah masjid di Semenanjung Sinai dan menembaki para jemaah yang melarikan diri, menewaskan lebih dari 300 orang. Para pejabat mengatakan hal itu adalah serangan teroris paling menelan banyak korban dalam sejarah Mesir.(2)