Ibu-ibu, Kini Pasar Murah Digelar 3 Kali Sepekan di Pekanbaru

Pasar-murah-di-pekanbaru2.jpg
(ANTARA/HO-Pemko Pekanbaru)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pasar murah di Pekanbaru kini digelar tiga kali sepekan. Kegiatan dari Gerakan Pangan Murah (GMP) ini digelar lebih sering guna membantu warga memenuhi kebutuhan pokok dan menekan laju inflasi di Kota Bertuah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, mengatakan kegiatan pasar murah ini akan terus digelar secara berkelanjutan.

"Setiap pekannya kita gelar di tiga titik. Kalau 2023 lalu, itu hanya dua kali dalam sepekan," kata Zulhelmi, Senin 22 Januari 2024.

Zulhelmi menyebut masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau di pasar murah.

Bahan pokok tersebut seperti Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan, gula, minyak goreng (MinyaKita) dan lainnya. Untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran 5 kilogram (kg) hanya dijual seharga Rp50 ribu, MinyaKita ukuran dua liter Rp25 ribu, serta gula pasir manis ukuran satu kg seharga Rp14 ribu.


“Kalau harga normalnya, untuk beras SPHP itu Rp57 ribu, jadi kita subsidi jadi Rp50 ribu. Gula dan minyak juga seperti itu. Untuk MinyaKita, harga maksimalnya Rp28, kita jual Rp25 ribu. Lalu gula dari harga maksimal Rp16 ribu, kita jual Rp14 ribu," ungkapnya.

Dengan digelarnya pasar murah, ia berharap tak hanya mampu membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga miring, namun inflasi juga dapat dikendalikan, mengingat inflasi akibat kenaikan harga masih menjadi perhatian secara nasional.

“Karena sekarang ini kan isu nasional itu ada tiga, yakni inflasi, kemiskinan ekstrem dan stunting. Jadi diharapkan dengan kegiatan pasar murah ini bisa mengatasi tiga isu tersebut sekaligus," ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemerintah Kota Pekanbaru, Mahyuddin, menyebut pasar murah sebagai upaya untuk menekan inflasi. Selain juga pemantauan terus menerus bekerjasama dengan distributor.

"Jadi upaya yang efektif itu adalah operasi pasar atau gerakan pangan murah. Jadi ini tetap kita pertahankan, karena kita ini bukan daerah produksi, namun daerah konsumsi, maka gerakan pangan murah ini harus masif kita lakukan," imbuhnya.(ANTARA)