RIAU ONLINE, ROKAN HILIR - Kemunculan jejak kaki Harimau Sumatera dekat permukiman penduduk membuat warga mulai ketakutan.
Menanggapi hal itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama sejumlah pihak terkait telah melakukan pengecekan lapangan.
Supartono mengatakan, jejak Harimau Sumatera muncul di sekitar pabrik Goni, KM 110, di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Kemunculan jejak harimau ini menambah daftar kekhawatiran akan potensi konflik satwa liar dengan manusia, yang semakin meningkat di beberapa kawasan di Riau.
“Setelah mendapatkan laporan terkait kemunculan jejak harimau, tim kami bersama Polsek Medang Kampai dan pihak keamanan PT Wilmar langsung melakukan pengecekan di lokasi."
"Kami menemukan jejak harimau dengan ukuran tapak sekitar 15 cm x 13 cm,” ujar Supartono, Senin, 28 April 2025.
Tim gabungan juga mengidentifikasi jarak antara kaki depan dan belakang harimau tersebut sekitar 130 cm, dan jarak antara jejak harimau dengan permukiman penduduk kurang lebih 5 kilometer.
Penemuan ini memicu keprihatinan akan kemungkinan adanya interaksi antara harimau dan manusia, yang dapat menimbulkan potensi bahaya bagi warga sekitar.
Supartono menjelaskan bahwa langkah pertama setelah penemuan jejak tersebut adalah melakukan penelusuran untuk mengetahui lebih lanjut keberadaan harimau tersebut.
Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, tim BBKSDA Riau selanjutnya memutuskan untuk memasang kamera jebak (camera trap) di sekitar lokasi jejak harimau, guna memantau pergerakan satwa tersebut.
Pemasangan kamera ini diharapkan dapat memberikan data yang lebih akurat tentang keberadaan harimau serta pola aktivitasnya.
Selain itu, Supartono juga mengingatkan perusahaan dan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar area tersebut.
"Kami sudah mengimbau kepada pihak PT. Wilmar agar mengurangi aktivitas di sekitar lokasi tersebut, terutama saat sore dan malam hari."
"Begitu juga dengan masyarakat, diharapkan untuk lebih waspada saat berada di sekitar lokasi yang kami identifikasi sebagai potensi jalur pergerakan harimau," tambah Supartono.
Langkah mitigasi lainnya yang akan diambil oleh BBKSDA Riau adalah meningkatkan patroli rutin di sekitar kawasan yang ditemukan jejak harimau.
Patroli ini akan dilaksanakan secara intensif, dan selain itu, pihak BBKSDA juga akan memasang lebih banyak kamera jebak untuk mendapatkan data lebih lanjut mengenai perilaku harimau tersebut.
"Tujuan kami adalah untuk mencegah terjadinya konflik antara satwa liar dan manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang."
"Dengan data yang diperoleh melalui kamera jebak, kami bisa merumuskan langkah-langkah yang lebih tepat dalam penanganan masalah ini," tutup Supartono.