Gubernur Syamsuar Tak Percaya Data Penderita ISPA Diberikan Anak Buahnya

Rapat-di-Posko-Karhutla.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau yang baru dilantik sepekan, Syamsuar, tak percaya dengan data yang disampaikan anak buahnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir, terkait data penderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 2.488 kasus. 

Ketidakpercayaan Gubernur Syamsuar terhadap anak buahnya itu terjadi sebelum berakhirnya hasil rapat penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Posko Karhutla, Rabu, 27 Februari 2019, di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. 

Gubernur Syamsuar tegas-tegas tidak menerima begitu banyaknya jumlah penderita ISPA yang disampaikan Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir. 

Bag8 masker di Pulau Rupat

MURID-murid SD di Pulau Rupat menerima pembagian masker dari BPBD Bengkalis, Senin, 25 Februari 2019. 

Mimi mengatakan dari 12-24 Februari 2019, dampak akibat asap Karhutla di Riau mencapai 2.488 kasus. Dimana, Kota Dumai berada di peringkat pertama dengan jumlah penderita 2.199 kasus, menyusul Bengkalis 247 kasus dan Rokan Hilir 42 kasus. 

"Saya mohon media yang ada di sini jangan diungkapkan dulu. Karena saya tidak menerima data itu. Tak masuk akal," kata mantan Bupati Siak dua periode tersebut, usai rapat.

 


 

Alasannya, bisa saja Dinkes salah memasukkan data. Bisa saja, lanjut Syamsuar, ISPA tidak hanya terjadi saat asap saja. Pada hari-hari lainnya juga dapat terjadi. Terutama pada anak-anak. 

"Kalau Dumai bisa sampai 2.000 lebih, berarti (Kabupaten) Bengkalis bisa lebih dong. Siak apalagi. Rasanya tak masuk akal. Saya minta tolong ini dicek kembali. Sebab kalau namanya ISPA tidak hanya dari asap. Sehari-sehari kan bisa ISPA. Sementara di lokasi tidak seperti itu," jelasnya. 

Gubernur Riau, Syamsuar

GUBERNUR Riau, Syamsuar, usai memimpin Rapat Tim Satgas Karhutla di Posko Lanud Roesmin Nurjadin, Rabu, 27 Februari 2019. 

Sementara itu, Kadis Dinkes Riau, Mimi Yuliani Nazir, tetap bersikukuh dan menegaskan data ISPA selama 14 hari tersebut tersebut benar adanya.

Bahkan, ia langsung menanyakan dan mengecek kebenaran data kepada Dinas Kesehatan masing-masing daerah seperti Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir. 

 

"Saya sudah konfirmasi ke kabupaten-kabupaten dan Kepala Dinas Kesehatan setempat. Mereka mengatakan memang seperti itu. Terduga terpapar," tegasnya.

Ribuan penderita ISPA ini sebelumnya juga sudah ditulis media-media lokal di Riau dan media nasional Selasa, 26 Februari 2019.

Jumlah disebutkan Mimi sama dengan data beredar di media. Sanggahan Syamsuar ini terjadi setelah ia mengumpulkan seluruh para pihak terlibat dalam Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla di Posko Lanud Roesmin Nurjadin, Rabu pagi.