17 Tahanan Polsek Tenayan Raya Kabur, Kriminolog: Kapolsek Harus Dievaluasi

Pengamat-kriminal2.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAUONLINE.CO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dosen Universitas Islam Riau (UIR) sekaligus Kriminolog, Syahrul Akmal Latif, menanggapi kasus kaburnya 17 orang tahanan Polsek Tenayan Raya pada, Kamis, 21 September 2023 dini hari. 

Syahrul menilai kaburnya tahanan tersebut merupakan kelalaian petugas penjaga, sehingga harus segera dibenahi agar citra kepolisian tak semakin memburuk. 

Ia menegaskan Kapolsek Tenayan Raya Kompol Ryan Fajri harus dievaluasi dan dipindahkan.

"Ini kejadian kedua kali, Kapolseknya harus dievaluasi dan dipindahkan. Jangan karena ulah satu orang, semua kena getahnya," ujar Syahrul kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 30 September 2023.

Tak hanya Kapolsek, Syahrul menilai para petugas penjaga saat tahanan kabur tersebut harus dievaluasi dan diberikan sanksi. 

"Buktikan integritas Polri kepada masyarakat. Sebagai Pelindung, Pelayanan dan Pengayom masyarakat. Tindak tegas aparat yang lalai dalam tugas," terangnya.

"Apalagi ada aparat yang melakukan tindak pidana. Laporkan saja, jangan takut, toh mereka digaji dengan uang negara. Hanya saja mereka berbaju dinas," terang pakar Kriminolog tersebut. 


Manfaatkan Keberadaan Polisi RW

Syahrul Akmal Latif juga meminta kepada Kapolri dan Kapolda Riau untuk memanfaatkan keberadaan Polisi RW yang sudah diresmikan pada Juni 2023 lalu. 

Menurut Syahrul, kerja dan fungsi Polisi RW belum terlihat sampai saat ini. Seharusnya, kata dia, Polisi RW dibentuk untuk mengatasi permasalahan keamanan yang berpotensi muncul di tingkat lingkungan rukun warga (RW).

"Kapolri jangan hanya seremoni Polisi RW saja, tunjukkan apa kegunaan polisi RW ini. Jika mereka memang mitra, harusnya mereka dapat mempermudah dan mempercepat kerja polisi," tegas Syahrul. 

Polisi RW lanjut Syahrul, bisa menginformasikan dan menjadi Informan buat aparat apalagi saat kasus tahanan kabur. 

"Terlepas dari akan tertangkapnya para tahanan, tentu ini membutuhkan waktu yang lama. Jangan hancurkan kepercayaan masyarakat kepada kepolisian dan buktikan integritas polisi yang katanya pelindung, pelayanan dan pengayom," jelasnya.

"Informasi tahanan kabur ini tentu membuat masyarakat semakin resah dan takut. Apalagi tahanan ini mengandung teori transisi peradaban. Tahanan itu saat kabur, kalau tak hidup ya mati," sambungnya.

Meski demikian, Syahrul berharap masyarakat dapat bekerja sama membantu kepolisian dan melaporkan jika melihat kejahatan atau melihat tahanan kabur tersebut bersembunyi. 

"Semoga ini segera diselesaikan, copot Kapolseknya dan segera lakukan evaluasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat," tutupnya.