Bukan Sekedar Pemburu Penjahat, Polisi Adalah Pelindung, Pengayom dan Pelayanan Masyarakat

Kapolres-rohul-evakuasi-warga.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tugas pokok dan fungsi Polisi Republik Indonesia (Tupoksi Polri) bukan hanya sebagai pembasmi kejahatan, tapi lebih dari sekedar itu. 

Di era modernisasi saat ini, Polri wajib hukumnya menjadi seorang pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian mulai menurun. Ulah beberapa orang oknum yang menjadi buah bibir, membuat tingkat kepercayaan masyarakat semakin memudar. 

Ulah Oknum

Keberadaan Polri sudah jauh lebih baik walaupun pasti masih ada satu-dua oknum Polri yang menyakiti hati rakyat dengan tidak mendasari pekerjaannya sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat. 

Contohnya saja masih ada Polsek di Pekanbaru yang menolak laporan hingga membentak warga baru-baru ini. Oknum tersebut tidak sadar kalau mereka adalah pelindung dan pengayom masyarakat. 

Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak henti-hentinya menekankan kepada jajaran untuk fokus dan serius mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri agar kembali dicintai. 

"Saya minta kembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri, kepada institusi, sesegera mungkin," ujar Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Namun, di luar sana masih banyak polisi-polisi yang terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tak hanya menjadi pelindung, polisi di beberapa daerah juga kerap kali menjadi pengayom dan pelayan masyarakat. 

Hal itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap polisi untuk terus dicintai. Meski jiwa dan raga menjadi taruhan, polisi terus berbakti untuk negeri. 

Polisi Jadi Pelayan Masyarakat

Saat kegiatan vaksinasi di Kabupaten Kuantan Singingi, Kapolsek Singingi saat itu, AKP Koko F Sinuraya rela menjaga gabah padi warga di bawah terik matahari. Hal itu dilakukan Koko agar pemilik gabah bisa mengikuti vaksinasi Covid-19, Kamis, 17 Maret 2022 lalu. 

Tak hanya itu, beberapa personel Polresta Pekanbaru membantu proses evakuasi warga terdampak banjir.

Beberapa personel Polresta Pekanbaru dan Polsek Tenayan Raya bahu-membahu membantu masyarakat mengevakuasi barang-barang dari jebakan banjir di Jalan Cengkeh, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. 

Tak cukup sampai di situ, seorang Kapolres di Kabupaten Rokan Hulu, AKBP Eko Wimpiyanto juga menjadi pelayan masyarakat. Hatinya tergerak membantu seorang wanita yang ingin melahirkan terjebak banjir lalu dievakuasi dan diberikan pertolongan.

AKBP Eko Wimpiyanto menolong wanita bernama Iis Aprianti Siregar (27) yang akan melahirkan namun terjebak banjir di dalam rumahnya

Tidak pikir panjang, Kapolres langsung mengevakuasi wanita tersebut ke dalam perahu bersama keluarganya lalu Kapolres langsung mendorong perahu tersebut ke tempat yang tidak terkena banjir untuk dibawa ke bidan terdekat.

"Pada prinsipnya keselamatan warga adalah hal yang terpenting, saya sudah instruksikan kepada anggota agar mengutamakan keselamatan warga yang terdampak banjir," ujat AKBP Eko Wimpiyanto, Sabtu, 1 Januari 2023. 

Selain itu, personel Dit Samapta Polda Riau dengan sigap membantu warga yang mengalami laka lantas di ruas Jalan Jenderal Sudirman, Jumat, 2 Februari 2023.


Pengendara motor tersebut mengalami kecelakaan setelah bersenggolan dengan sebuah taksi sehingga mengalami luka-luka. 

Kasubdit Dalmas Dit Samapta Polda Riau, AKBP Bonni Fasius Siregar bersama tiga orang anggotanya yang berada di lokasi turun dari mobil lalu membantu memapah seorang ibu korban kecelakaan lalu lintas tersebut untuk dibawa segera ke Rumah Sakit Awal Bros.

Kabid Humas saat itu, Kombes Pol Sunarto, mengatakan bahwa sebagai anggota Polri tugas apapun mengenai masyarakat, Polri harus dapat mengatasi dan memberikan menemukan masyarakat yang kecelakaan, dan dengan sigap serta cepat memberikan pertolongan.

Bentuk pelayanan kepada masyarakat juga ditunjukkan Polda Riau saat membantu Ayu Sasmita, remaja berusia 12 tahun yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas pada November 2022 lalu dan mengalami patah kaki kanan.

Anak sulung dari tiga bersaudara yang sempat terhenti sekolah di bangku SD kelas VI itu kini kembali melanjutkan cita-citanya.

Kesembuhan Mita dipastikan dan dicek secara langsung oleh Biddokes Polda Riau bersama Kepala Bidang Humas Polda Riau saat itu, Kombes Sunarto, beserta istri dan sejumlah wartawan mitra Polda Riau di rumahnya, Tenayan Raya, Senin, 30 Januari 2023.

Rombongan Polda Riau di pimpin Kabid Humas Kombes Sunarto sampai di rumah kerabat Mita di kawasan Jalan Mekar Lima, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, sekitar pukul 11.28 WIB.

Kedatangan rombongan langsung disambut oleh Mita bersama orang tuanya, Winarko. Dari kejauhan Mita sudah memperlihatkan kesembuhannya. Ia berjalan dan bergerak lincah setelah melewati masa sulit selama tiga bulan dan bisa kembali bersekolah seperti anak normal lainnya. 

Kemudian, Aipda Ralon Hauston rela menjual perhiasan istrinya untuk membangun sekolah untuk anak-anak di pedalaman Kampar Kiri Hulu, Kampar, Riau.

Anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Riau itu diusulkan dalam Hoegeng Awards 2023 karena perjuangannya membangun sekolah tersebut.

Aipda Ralon Bangun Sekolah

Aipda Ralon membangun sekolah untuk anak-anak pedalaman di Kampar Kiri Hulu pada 2017. Awalnya Aipda Ralon bertemu dengan pihak sekolah yang meminta sumbangan untuk pembangunan sekolah di Kampar.

Kala itu, Aipda Ralon yang merupakan polisi lalu lintas yang berdinas di jalan raya. Tepat di depan kantor Gubernur Riau, dia melihat sejumlah orang yang meminta dana pembangunan sekolah.

"(Mereka) cari donatur, setelah diminta seperti itu, kita namanya polisi ya nanya aja 'ini ngapain', terus saya cek terus baru minta bantu bangun sekolah," kata Aipda Ralon.

Aipda Ralon juga sempat melihat foto-foto bangunan dibawa oleh pihak yang meminta sumbangan itu. Awalnya Aipda Ralon tak begitu yakin karena foto tersebut menampilkan bangunan sekolah yang sangat tidak layak.

"Kok ada bangunan kayak gini, macam kandang apa ini. Saya lihat, saya cek ke Kampar," tutur dia.

Aipda Ralon lantas berdiskusi dengan istrinya. Aipda Ralon menyebut pihak sekolah yang meminta bantuan itu rupanya satu alumni dengan istrinya.

"Karena yang mengelola dana itu satu alumni sama istri saya. Istri saya orang kelahiran Kampar juga, saya cek, aku janjikan sama mereka 'kalau seperti ini bangunannya, saya sendiri bangun', saya cek betul rupanya, mirisnya betul nyata," jelas Ralon.

Lokasi sekolah tersebut berada di pedalaman Kampar. Aipda Ralon menghabiskan 12 jam di perjalanan dari Pekanbaru ke lokasi. Saat melihat kondisi bangunan sekolah yang tidak layak, Aipda Ralon langsung memutuskan untuk membangun ulang.

"Pak kepala desa waktu itu ikut, langsung saya bilang 'Pak Kepala Desa, besok langsung letakkan batu pertama, nanti buat di sini 3 lokal dan 1 musala, terus di sini buat tempat pustaka' berdirilah semua, dalam waktu 3 minggu udah selesai, orang itu kan kompak juga membangunnya sama-sama, karena kita bawa juga tukangnya," jelas dia.

Sekolah tersebut khusus untuk anak-anak SD kelas 1, 2 dan 3. Ketika anak-anak tersebut naik ke kelas 4, mereka akan dipindahkan ke SD inti.

"Lokalnya 3 kelas, 2 lokal berfungsi, begitu (naik dari) kelas 3 mereka langsung ke sekolah induknya," ujar Ralon.

Jual Perhiasan Istri untuk Bangun Sekolah

Aipda Ralon sempat menjual perhiasan istrinya untuk membangun sekolah itu. Sang istri pun mendukung ide Aipda Ralon.

"Saya bilang sama mereka, saya nggak punya duit, cuma saya ada simpanan, saya pakai emas, itu punya istri saya," jelasnya.

Aipda Ralon menyiapkan uang Rp 16 juta untuk pembangunan awal sekolah itu. Sementara, untuk seluruh proses pembangunan kira-kira menghabiskan Rp 30 juta.

Menurut Aipda Ralon, manusia wajib melakukan hal-hal yang baik. Karena itu, baginya, membangun sekolah untuk anak-anak di pedalaman juga hal yang biasa.

"Kalau menurut saya itu hal biasa aja. Namanya manusia melakukan hal baik itu wajib," imbuhnya.

Pada saat pertama kali melihat bangunan sekolah yang tak layak itu, Aipda Ralon teringat dengan masa kecilnya. Dulu, Aipda Ralon juga belajar dengan kondisi bangunan sekolah yang sama. Dia tak ingin anak-anak merasakan lagi apa yang pernah dialaminya.

Di saat sejumlah oknum Polri mencoreng insitusi Polri, beberapa personel lainnya justru secara tidak langsung membangun citra baik kepolisian Indonesia yang terus berusaha dan berupaya dicintai masyarakat. Mereka tak berhenti menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. 

Berbagai cara dan upaya dilakukan aparat kepolisian untuk mendapatkan hati masyarakat agar kembali dicintai, tapi hanya beberapa kelompok saja yang hanya bisa melihat hal itu. 

Bahkan Kapolda Riau saat ini, Irjen Pol Mohammad Iqbal menekankan kepada seluruh jajaran Polres dan Polresta di Provinsi Riau untuk terus menjadi pelayan dan pelindung masyarakat. 

Di tingkat Bintara Samapta pun, Irjen Iqbal tak henti berpesan agar melaksanakan tugas dengan baik. 

"Ingat, polisi itu adalah pelayan, pengayom serta pelindung masyarakat. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa Bintara dari Samapta Polda Riau pintar dan sangat profesional dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya," tegas Iqbal saat Tradisi pembaretan, Rabu, 31 Mei 2023.

Dirgahayu Polri yang ke-77, jadilah bhayangkara negara yang mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat dengan benar.