Paman Atta Halilintar Bersama JK Hadiri Majelis Raja bersama Sultan Nazrin di Malaysia

JK-dan-paman-atta-di-malaysia2.jpg
(Dok. Febrian Amanda)

RIAU ONLINE, MALAYSIA - Paman YouTuber Atta Halilintar sekaligus CEO Febrian Strategic Partner, Febrian Amanda, mendampingi mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menghadiri  Majelis Raja dengan Paduka Sultan Nazrin Muizzudin Shah, di Istana Sultan Perak, Malaysia, Selasa, 30 Juli 2024 lalu.

Pada kesempatan terbatas itu, Seri Paduka Sultan Nazrin Muizzudi Shah didampingi dua penasihatnya, Tan Sri Jenderal Azumi dan Tan Sri Mohd Anuar. Sedangkan JK bersama mantan Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaluddin dan Febrian Amanda.

Dalam pertemuan itu, Sultan Nazrin tertarik dengan peran aktif JK dalam perdamaian dan kemanusiaan serta hubungan erat antara Indonesia dan Malaysia sebagai negara sahabat.

Saat Sultan Nazrin menanyakan perkembangan politik di Indonesia, Febrian mengaku Indonesia dalam kondisi stabil.

"Suasana politik Indonesia stabil pasca pemilihan presiden dan wakil presiden. Bapak Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029 yang akan dilantik pada bulan Oktober mendatang menggantikan Presiden Joko Widodo," jelas Febrian, Kamis, 8 Agustus 2024.

Febrian juga menjelaskan, saat ini Indonesia sedang dalam persiapan Pilkada serentak di seluruh Indonesia. 

"Saya bersyukur pada Allah berkesempatan bersama Wapres RI ke-10 dan 12, Pak Jusuf Kalla serta ikut membantu komunikasi strategis kegiatan konferensi internasional dan beberapa kegiatan kunjungan beliau selama di Malaysia," tambahnya.

Febrian juga kagum dengan JK yang tetap kuat dan semangat memberikan kontribusi positif untuk bangsa. 

"Seolah-olah, Pak JK tidak pernah lelah dan tetap bergerak, berjalan, berbicara dan beraktivitas layaknya anak muda di dalam negeri maupun ke mancanegara," jelas Febrian.


Berbagai urusan seperti, urusan kemanusiaan, sosial, dakwah dan masjid, palang merah serta perdamaian menjadi kegiatan yang tak pernah putus dalam kesehari Jusuf Kalla.

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya," kata Febrian mengutip sebuah hadits.

"Terima kasih Pak JK atas kesempatan, pengalaman dan ilmunya, Sehat dan berkah selalu Bapak Bangsa," pungkasnya.

Sehari sebelumnya, Senin, 29 Juli 2024, Febrian mendampingi Jusuf Kalla saat acara “7th World Conference on Islamic Thought & Civilization” (Konferensi ke-7 Dunia tentang Pemikiran dan Peradaban Islam) di Universitas Sultan Azlan Shah, Perak, Malaysia.

Diresmikan dan dibuka dengan pidato utama tentang Pemikiran dan Peradaban Islam luar biasa oleh Seri Paduka Sultan Nazrin Muizuddin Shah. Kemudian Keynote Speaker oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dan Jusuf Kalla sebagai pemateri utama bersama Menteri Luar Negeri ke-5 Singapore,George Yeo, Menteri luar negeri ke-12 Afrika Selatan Nalesi Pandor dan Prof Fawaz Gerges.

Di tempat yang sama, JK dalam pidatonya menekankan pentingnya perdamaian sebagai dasar kemanusiaan, toleransi, dan kebebasan.

“Tidak ada kemanusiaan tanpa perdamaian,” ujar JK menekankan upaya bersama diperlukan untuk mewujudkan perdamaian di seluruh dunia.

JK juga membahas akar permasalahan konflik dan kekerasan di negara-negara Muslim, mencakup ketimpangan, perdebatan ideologi terkait kekhalifahan atau negara Islam, dan kemiskinan. 

Ketiga faktor ini seringkali muncul bersamaan, memicu konflik dan kekerasan dengan mudah.

 

JK juga menyoroti konflik agama seringkali dipicu pandangan keliru tentang membunuh orang berbeda agama dapat menjadi jalan menuju surga, sebuah konsep ia sebut sebagai “dagangan surga”.

Mengenai pengalamannya dalam menyelesaikan konflik di Poso dan Maluku, JK menjelaskan masalah yang dihadapi bukanlah konflik agama, melainkan politik. 

Ia menegaskan kepada pihak bertikai tidak ada agama mengajarkan untuk saling membunuh. Di sisi lain, konflik di Aceh, menurut JK, dipicu oleh ketidakadilan dalam distribusi kekayaan sumber daya alam.

"Kita semua harus membantu agar perdamaian bisa terjadi dimana pun. Perdamaian adalah Hulu dari Kemanusiaan, Toleransi dan Kebebasan," pungkas JK.