5 Suku Asli Riau yang Turut Jaga Kelestarian Lingkungan

Suku-Sakai.jpg
(Ariefiani Harahap/Good News From Indonesia)

Laporan: Indah Lestari

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keberadaan suku pedalaman menjadi suatu hal yang patut untuk dipertahankan. Pasalnya, suku pedalaman yang tak lain adalah suku asli daerah, memberi sumbangsih besar dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan alam.

Mereka menghidupi sebagian besar sisa hutan alam yang hanya tinggal sekitar 16 sampai 17 persen dari luas Provinsi Riau. Siapa saja suku tersebut?

1. Suku Talang Mamak

Talang Mamak

Suku Talang Mamak (Mongabay)

Suku Talang Mamak menghuni empat kecamatan yang ada di Indragiri Hulu, yang merupakan daerah asal dari suku ini. Kecamatan Batang Gansal, Batang Cenaku, Kelayang, dan Rengat Barat.

Dalam buku 'Masyarakat Terasing Daerah Riau di Gerbang Abad XXI', UU. Hamidy seorang Budayawan Riau asal Kuantan Singingi menjelaskan, suku ini tergolong ke dalam garis keturunan Proto Melayu, atau Melayu Tua.

Dulunya, Suku Talang Mamak disebut sebagai “Suku Tuha” yang berarti suku pertama dan lebih berhak atas sumber daya alam di Indragiri Hulu.

Keberadaan mereka sangat jauh dari gapaian modernisasi dan teknologi. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan yang senantiasa menjaga kearifan lokal, termasuk sumber daya alam.

2. Suku Sakai

Suku Sakai

Suku Sakai (Ariefiani Harahap/Good News From Indonesia)

Suku Sakai, bermukim di daerah sekitar Kabupaten Bengkalis. Seperti Kandis, Balai Pungut, Kota Kapur, Minas, Duri, dan beberapa wilayah lainnya. 

Suku ini dikenal dengan kehidupannya yang nomaden dan bergantung pada hasil hutan. Hidup dengan bertani dan berladang.


Konon katanya, Suku Sakai merupakan keturunan Minangkabau yang melakukan migrasi ke tepi Sungai Gasib, di hulu Sungai Rokan, pada abad 14.

Suku Sakai disebut-sebut punya kedekatan dengan Suku Ocu, orang Kuantan dan orang Indragiri, karena sama-sama berasal dari Pagaruyung. Telah bermigrasi ke daratan Riau, sejak berabad-abad lalu.

3. Suku Bonai

 Suku Bonai

Suku Bonai (Adat Nusantara)

Suku Bonai merupakan suku yang mendiami tiga daerah di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Bengkalis. Bonai, Sekapas, dan Rantau Kapur.

Teks lisan masyarakat Bonai menuturkan bahwa Bonai memiliki hubungan dekat dengan orang-orang Brunei, yang kemudian membagi mereka menjadi tiga anak suku. Suku Doma, Melayu, dan Mandailing.

Hampir capai populasi 5.000 jiwa, mata pencaharian sebagian besar masyarakat Bonai sendiri adalah berburu, meramu hasil hutan, berladang dan terutama menangkap ikan di daerah aliran Batang Rokan, serta anak-anak sungainya.

4. Suku Hutan

 Suku Hutan

Suku Hutan (Sultanates and Kingdoms in Indonesia)

Suku Hutan merupakan pecahan kelompok Melayu dari rakyat Kerajaan Gasib. Gasib yang mundur karena serangan Aceh, kemudian digantikan Kerajaan Siak di tahun 1723.

Konon tersingkirnya Gasib oleh Siak, menjadi awal pengasingan Suku Hutan ke daerah pedalaman. Sebab menghindari ajaran Islam yang luar biasa kuat di Kerajaan Siak.

Mereka mengasingkan diri sampai ke pulau Bengkalis dan pulau Rangsang. Hidup dengan membuat kampung di kedalaman hutan. Hal inilah yang membuat mereka kemudian dikenal sebagai Suku Hutan.

Selain itu, mereka juga mendiami Selat Baru dan Jangkang Bengkalis, Desa Sokop Pulau Rangsang, Merbau, Sungai Apit dan Kuala Kampar.

5. Suku Akit

 Suku Akit

Suku Akit (potretnews.com)

Penamaan Suku Akit berasal dari kata "rakit". Dahulu mereka disebut Orang Rakit atau Tukang Rakit.

Suku ini mulanya merupakan rakyat Kerajaan Gasib, Siak. Berdasarkan perintah dari Sultan Siak masa itu, yang memberi mereka tugas mengambil dan merakit kayu, Suku Akit dibagi menjadi tiga bagian yaitu Akit Hutan atau Pengguling, Akit Biasa dan Akit Ratas yang juga disebut sebagai Akit Morong. 

Kayu hasil rakit tersebutlah, yang kemudian dijual dan dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan oleh Kerajaan Siak pada abad 18.

Berdasarkan silsilah keturunan, Suku Akit merupakan keluarga dari orang pesisir Timur, Sumatera. Dulunya mereka mengembara sepanjang pantai Selatan, Selat Malaka.

Selain di Siak, Suku Akit juga bermukim di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Suku ini telah mendiami Rupat, jauh sebelum suku-suku lainnya.

Saat ini, mata pencaharian Suku Akit sendiri adalah berburu dan meramu. Berbeda dengan suku pedalaman lainnya, Suku Akit telah jauh membuka diri dan banyak berbaur dengan masyarakat lainnya.

Itulah 5 masyarakat asli Riau yang tinggal di daerah pedalaman Riau. Hampir tersebar di seluruh provinsi Riau, mereka menghidupi kawasan hutan alam dan turut menjaga kelestarian lingkungan tersebut dengan beragam aktivitas mereka.