Psikoedukasi Psikologis dan Kenakalan Remaja: Nikmati Masa Muda atau Hancurkan Masa Depan

Tugas-Mahasiswa-UIN.jpg
(Dok. Mahasiswa UIN Suska Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Psikoedukasi kesejahteraan psikologis dan kenakalan remaja bertujuan memberikan pemahaman dan mengembangkan psychological well being sehingga dapat membantu menurunkan kenakalan remaja.

Psychoedukasi ini disasarkan kepada remaja Gen Z yang lahir dalam rentang waktu tahun 1997 sampai 2012. 

Psikoedukasi ini dilakukan dengan menggunakan media live Instagram dan poster dengan narasumber Ibu Erika Desvianti M.Psi sebagai Psikolog dan Dosen FPsi Universitas Islam Riau (UIR) dan Haggilsyah Ifan (Duta Genre Indonesia 2023).

Kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, ada yang dapat diterima dilingkungan sosial, dan ada yang tidak dapat diterima di lingkungan sosial seperti pelanggaran, hingga tindakan-tindakan kriminal. Remaja yang berperilaku nakal diidentifikasi memiliki psychological well being yang rendah, mengapa begitu? Biasanya secara psikologis merasa belum bahagia karena belum dapat menerima dirinya dengan baik, tidak memiliki hubungan positif dengan orang lain, memiliki otonomi diri yang buruk, serta belum memiliki cita-cita sehingga remaja memiliki tujuan dan pertumbuhan pribadi yang tidak optimal (Sari, 2017). 

Faktor yang dapat mempengaruhi psychological well being diantaranya:

1. Usia, well being pada remaja cenderung rendah. Psychological well being akan meningkat bersamaan dengan usia yang semakin dewasa (Liwarti dalam Supriyadi, dkk, 2020).

2. Jenis kelamin, wanita lebih cenderung memiliki psychological well being dibandingkan laki-laki. Hal ini terkait pola pikir yang berpengaruh pada strategi coping dan aktivitas sosial yang dilakukan. (Supriyadi, Burhanudin hartono, dkk, 2020).

3. Dukungan sosial, seseorang yang mendapatkan dukungan sosial akan merasa diterima dan dihargai. Dengan begitu akan cenderung mengembangkan sikap positif pada dirinya, lebih menerima dan menghargai dirinya, serta dapat merealisasikan potensi yang ada, sehingga seseorang dapat mencapai psychological well being, (Mufidha asifa, 2019).

Pentingnya psychological well being remaja yang memiliki psychological well being diharapkan mampu menerima dirinya sendiri apa adanya, memiliki hubungan interpersonal yang terjalin baik, mampu memiliki otonomi diri yang baik, memiliki tujuan hidup, memiliki cita-citi di masa yang akan datang.

Terdapat tips dan trik dalam mencapai psychological well being di antaranya:

1. Membangun komunikasi yang terbuka antara orang tua.


2. Memberikan pemahaman tentang kesadaran emosional.

3. Melibatkan diri remaja pada kegiatan sosial yang positif.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri dan positif.

5. Memberikan tentang konsekuensi dari sebuah perbuatan.

6. Memberikan informasi tentang resiko dan dampak negatif penggunaan zat adiktif.

7. Memberikan dukungan secara psikologis.

8. Mengajak remaja untuk terlibat dalam kegiatan olahraga, seni, atau kegiatan positif lainnya.

9. Menanamkan nilai moral dan etika.

10. Memberikan pengawasan yang wajar terhadap aktivitas. 

 

Mata Kuliah: Kesehatan Jiwa FPsi UIN SUSKA Riau

Kelas: 5A

Dosen Pengampu: Anggia Kargenti E. M,Psi, M.Si

Kelompok 6 

1. Agus Ryandi - 12160110222 (@agusryndi)

2. Heidisa Alauddina - 1261012006 (@heidisaalauddina)

3. Jihan Fahira S - 12160123584 (@jihanfahs_)

4. Niswatul Karimah - 12160124124 (@niswatlkr_01)