Harga Cabai dan Bawang Putih Meroket, KPPU: Stok Masih Tersedia di Pasar

Pedagang-cabai-di-pasar-agus-salim.jpg
(RAHMADI DWI PUTRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali melakukan survei pemantauan komoditas pangan di pasar tradisional dan pasar modern menjelang Hari Raya Idulfitri. 

Survei ini merupakan kelanjutan dari pemantauan yang telah dilakukan di awal Ramadan, bertujuan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan komoditas pangan. 

Langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat dari potensi praktik spekulasi yang dapat merugikan konsumen, mengingat peningkatan permintaan menjelang Lebaran.

Dari hasil survei, KPPU mencatat bahwa mayoritas komoditas pangan mengalami kenaikan harga, dengan beberapa di antaranya mengalami lonjakan signifikan. 

Dua komoditas yang paling mencolok adalah cabai rawit dan bawang putih, yang harganya meroket hampir di seluruh wilayah Indonesia.

"Survei ini menunjukkan bahwa harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan, terutama menjelang Idulfitri," ujar anggota KPPU,Eugenia Mardanugraha, Jumat, 28 Maret 2025.

Namun, kata dia, hampir seluruh stok komoditas masih tersedia di pasar dan tidak ditemukan indikasi adanya praktik persaingan usaha yang tidak sehat dalam penyediaan barang.

Cabai rawit tercatat mengalami lonjakan harga signifikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Di Bandung, harga cabai rawit mencapai Rp115.000 per kilogram, naik 53 persen dibandingkan harga awal Ramadan. Sementara itu, harga tertinggi tercatat di Samarinda, yaitu Rp167.450 per kilogram. 

"Kenaikan harga cabai rawit dipengaruhi oleh faktor permintaan yang tinggi menjelang Lebaran, namun kami masih menilai kenaikan ini wajar," jelas Eugenia.

Bawang putih juga mengalami kenaikan harga yang cukup besar, dengan harga di pasar tradisional di beberapa wilayah seperti Surabaya, Makassar, dan Yogyakarta tercatat antara Rp42.000 hingga Rp47.500 per kilogram. 


Di pasar modern, harga bawang putih bahkan mencapai Rp 63.000 per kilogram di wilayah Medan dan Lampung. 

"Kenaikan harga bawang putih kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan harga dari tingkat importir dan distributor," tambah Eugenia.

Sementara itu, harga beras medium di pasar tradisional mengalami kenaikan yang bervariasi di berbagai wilayah. Harga tertinggi tercatat di Samarinda dengan Rp14.400 per kilogram, sedangkan harga terendah di Lampung sebesar Rp13.216 per kilogram. 

Beberapa daerah juga melaporkan kekosongan stok beras medium, terutama di pasar modern.

Harga telur ayam, daging ayam, dan daging sapi tercatat mengalami fluktuasi yang wajar. Di pasar tradisional, harga telur ayam tertinggi ditemukan di Samarinda sebesar Rp32.150 per kilogram, sedangkan harga daging ayam cenderung stabil di bawah atau sedikit di atas harga eceran tertinggi (HET). 

Daging sapi mengalami kenaikan harga yang bervariasi antara Rp120.000 hingga Rp168.600 per kilogram di pasar tradisional, dengan harga tertinggi di Samarinda.

Minyak goreng curah dan kemasan juga tercatat masih berada di atas HET. Harga minyak goreng kemasan di pasar modern berkisar antara Rp20.258 hingga Rp29.150 per liter.

Meskipun harga komoditas pangan banyak mengalami kenaikan, KPPU mencatat bahwa ketersediaan stok di pasar tradisional dan pasar modern di seluruh wilayah Indonesia relatif aman. 

"Kami mencatat bahwa stok bawang merah mengalami kekurangan di pasar tradisional wilayah Yogyakarta dan Samarinda, namun secara keseluruhan, stok komoditas pangan lainnya tetap tersedia dengan baik," ujar Eugenia.

Namun, terdapat keterbatasan stok beras medium di pasar modern wilayah Surabaya dan Yogyakarta, yang perlu menjadi perhatian. 

"Kami akan terus mengawasi distribusi dan harga agar tidak ada penyalahgunaan momentum hari raya untuk merugikan konsumen," tambahnya.

Menindaklanjuti hasil survei tersebut, KPPU berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan terhadap praktik persaingan usaha di pasar pangan. 

KPPU juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah dan pelaku pasar, untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok komoditas pangan di seluruh wilayah Indonesia.

"Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat memastikan harga komoditas pangan tetap wajar dan masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan tenang tanpa khawatir harga yang melonjak tinggi," ujar Eugenia.

KPPU berharap dengan adanya pengawasan yang intensif, masyarakat tetap dapat menikmati Hari Raya Idulfitri dengan harga yang terjangkau dan ketersediaan pangan yang cukup. 

"Kami akan terus mendalami hasil survei dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk menjaga keseimbangan antara mekanisme pasar dan upaya pengendalian harga," tutup Eugenia.