6 Golongan Ini Bikin Nilai Ekspor Riau Turun

Ilustrasi-Ekspor.jpg
(Rakyatku.com)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai ekspor Riau pada September 2022 sebesar US$ 1,82 miliar mengalami penurunan 25,87 persen dibanding ekspor Agustus 2022.

Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin, mengatakan demikian juga ekspor non migas September 2022 sebesar US$ 1,75 miliar mengalami penurunan sebesar 25,09 persen dibanding ekspor non migas Agustus 2022. 

"Sehingga kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 7,34 persen," ujar Misfaruddin, Senin 18 Oktober 2022. 

Diungkapkan Misfaruddin, penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor non migas sebesar 25,09 persen dan ekspor migas yang juga mengalami penurunan sebesar 40,32 persen. 

"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 93,87 persen, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami kenaikan sebesar 281,30 persen," tukasnya. 


Dirincikan Misfaruddin, pada September 2022, dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar, enam golongan mengalami penurunan dibanding Agustus 2022. 

Penurunan terbesar antara lain yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$ 608,40 juta, berbagai produk kimia sebesar US$ 19,09 juta. Kemudian, bahan-bahan nabati sebesar US$ 6,50 juta, berbagai makanan olahan sebesar US$ 1,60 juta, serat stapel buatan sebesar US$ 1,09 juta dan ampas dan sisa industri makanan sebesar 0,24 juta. 

"Sedangkan yang mengalami kenaikan antara lain golongan bubur kayu (pulp) sebesar US$ 35,63 juta, diikuti kertas dan karton US$ 11,23 juta, bahan kimia organik sebesar US$ 4,94 juta dan tembakau sebesar US$ 2,61 juta," tukasnya. 

Pada periode Januari–September 2022, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai US$ 2,68 miliar (17,15 persen), diikuti India dengan nilai US$1,92 miliar (12,28 persen) dan Malaysia US$ 1,28 miliar (8,17 persen).

Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah bubur kayu (pulp), minyak kelapa sawit, serta berbagai produk kimia. 

"Sementara itu ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 17,34 persen dan 14,03 persen," pungkasnya.