Kepsek dan Wali Murid Curhat soal Sistem Zonasi PPDB di Pekanbaru

PPDB-DI-SDN-Pekanbaru1.jpg
(Septri/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru menuai permasalahan di beberapa sekolah. Adanya penerapan sistem zonasi membuat calon siswa yang mendaftar ke sekolah jumlahnya menjadi tidak seimbang.

Kondisi ini terjadi di beberapa SD seperti di SD Negeri 88 Pekanbaru, Jalan Dr. Sutomo No.112, Kecamatan Sail dan SD Negeri 190 Pekanbaru di Jalan Karya Bersama No.43, Kecamatan Bukit Raya. 

Raja Rahminingsih, Wakil Kepala Sekolah sekaligus Ketua Panitia PPDB SDN 88 Pekanbaru menilai penerapan sistem zonasi di PPDB mempengaruhi jumlah siswa yang mendaftar di sekolah tersebut.

"Dua tahun ini cuma dapat satu kelas. Padahal kuota kami untuk dua kelas. Tahun kemarin ada 25 siswa baru, tahun ini 31 siswa baru," paparnya, Kamis, 6 Juli 2023.

Ia mengatakan, SDN 88 Pekanbaru membuka pendaftaran dari 27 sampai 28 Juni. Kemudian ada perpanjangan waktu dari 3 sampai 4 Juli. Dalam 1 rombongan belajar (rombel), SDN 88 Pekanbaru membuka kuota 28 siswa.

Menurutnya, jumlah tersebut jauh dari target yang semestinya dicapai yakni 2 rombel dengan total 56 siswa. Ia menyebut, berbagai upaya sudah dilakukan untuk memenuhi kuota siswa baru yang ditetapkan.


"Kami sudah mencoba sosialisasi ke masyarakat. Menyebarkan brosur ke RT, wali murid, grup WhatsApp sekolah. Kami juga membuat kegiatan positif di antaranya kegiatan pelatihan untuk siswa terkait metode pelajaran," ujarnya.

Berbanding terbalik, SDN 190 mengalami kelebihan kapasitas siswa baru akibat sistem zonasi. Total jumlah siswa baru SDN 190 Pekanbaru pada PPDB tahun ini adalah 84 siswa baru. Sedangkan total kuota yang diterima hanya 64 siswa baru.

Jodi, Sekretaris Panitia PPDB SDN 190 Pekanbaru menilai jumlah siswa baru yang terlalu banyak membuat sekolah kewalahan karena ruang kelas tidak mencukupi. SDN 190 pun membuat kebijakan untuk membatasi pendaftaran siswa baru. 

"Kami tidak ada ruangan lagi untuk menampung, jika sudah over kapasitas begini kami juga jadi kekurangan guru," paparnya.

Cici, satu wali murid yang mendaftarkan anaknya di SD 190 Pekanbaru menilai sistem zonasi sekolah membuatnya harus bersaing dengan calon siswa baru lainnya untuk diterima di sekolah ini.

Mendaftarkan anaknya di tiga sekolah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya adalah upaya yang ia lakukan untuk berjaga-jaga jika tidak diterima di sekolah tujuannya.

"Di sini pemukiman padat penduduk, sedangkan kuota sekolahnya kurang dari jumlah kami. Jadi kami bersaing dengan anak-anak lain yang mau daftar di sekolah ini," ungkapnya.