Pidato di Sidang Umum PBB, Begini Menlu Retno Sindir PM Israel Netanyahu

Menlu-Retno-Marsudi-di-sidang-pbb1.jpg
(Foto: Dok. Kemenlu RI via kumparan)

RIAU ONLINE - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum PBB, menyampaikan keteguhan Indonesia membela kemerdekaan Palestina hingga menyindir Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, Sabtu, 28 September 2024.

Menurut Retno, sikap konsisten bahwa 'two state solution' sebagai jalan terbaik untuk menyudahi konflik panjang antara Israel-Palestina.

"Indonesia akan, dan selalu berdiri bersama negara Palestina. Saat saya bicara di sini, sudah ada 41 ribu orang lebih yang tewas di Gaza, begitu pula dengan situasi di Tepi Barat yang terus memburuk," ucap Retno, dikutip dari kumparan, Minggu, 29 September 2024.

"Apakah itu belum cukup? Akankah Dewan Keamanan PBB akan bertindak? Apakah saat semua orang Palestina terusir? Atau menunggu ratusan ribu orang Palestina tewas? Atau saat perang regional pecah? Itu akan terlambat!" sambung Retno.

Retno pun menyampaikan kekesalannya terhadap aksi-aksi militer Israel yang terus memakan korban di Timur Tengah. Satu di antaranya, serangan-serangan Israel ke Lebanon pada pekan ini.


Di hadapan para delegasi negara-negara PBB, Retno melemparkan sindiran untuk Netanyahu.

"Perdana Menteri Netanyahu kemarin berbicara, dan saya mengutipnya, bahwa 'Israel mencari kedamaian', bahkan 'Israel merindukan perdamaian'. Betulkah itu? Bagaimana kita bisa percaya statement itu? Kemarin ketika ia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara masif di Beirut. Netanyahu ingin perang berlanjut, dan kita harus hentikan itu," ucap Retno.

Selain itu, Retno juga menyampaikan tentang sikap mayoritas negara-negara PBB yang umumnya mendukung 'two state solution'. Menurutnya, sudah saatnya pembicaraan terkait hal ini dilanjutkan.

Ia juga mendesak Dewan Keamanan Tetap PBB untuk mengambil langkah yang konkret.

"Sekali lagi, Indonesia mendesak Dewan Keamanan Tetap PBB untuk mengambil langkah konkret. Untuk sesegera mungkin menghentikan Israel, yang terang-terangan melanggar hukum internasional dan menyudahi impunitas Israel," ucapnya.