Malaysia Minta Jokowi Segera Tuntaskan Karhutla

Kabut-Asap-Tebal-di-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Malaysia menyatakan akan mengirim surat diplomatik kepada Pemerintah Indonesia terkait bencana kebakaran hutan dan lahan.

Dilansir dari Channelnews Asia, surat tersebut berisi permintaan tindakan penanganan segera kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kini melanda Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Dampak dari Karhutla itu menyebabkan kualitas udara di beberapa wilayah bagian Sarawak, Malaysia memburuk.

Deputi Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Isnaraissah Munirah Majilis, Jumat di Malaysia bahwa citra satelit dari sehari sebelumnya menunjukkan total 1.393 titik panas di Indonesia.

306 diantaranya berada di Sumatra dan 1.087 di Kalimantan.


"Kabut asap lintas batas adalah penyebab utama kabut asap menyelimuti negara, ”katanya.

Isnaraissah, yang berbicara kepada wartawan setelah briefing tentang kabut asap di Departemen Lingkungan Sarawak, mengatakan nota diplomatik sedang disusun dan akan dikirim sesegera mungkin.

Dia menambahkan bahwa Malaysia belum menerima permintaan dari Indonesia untuk membantu memadamkan api.

Wakil menteri mencatat bahwa Komite Pengarah Menteri Sub-Regional untuk Polusi Asap Lintas Batas bertemu pada 6 Agustus, dan negara-negara yang terlibat - Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura dan Thailand - telah berjanji untuk bekerja sama untuk mengatasi polusi kabut asap.

"Mudah-mudahan, dengan tindakan kami mengirimkan nota diplomatik dan kerja sama dari semua negara yang terlibat, situasinya dapat diatasi," katanya seperti dikutip oleh Star.

Menurut komite manajemen bencana negara, enam daerah di Sarawak mencatat udara tidak sehat pada pukul 9 pagi pada hari Jumat.

Pembacaan Indeks Pencemar Udara (API) Sri Aman adalah 166, diikuti oleh Miri di 133, Kuching 125, Sibu 123, Samarahan 120 dan Sarikei 109. API antara 101 dan 200 umumnya dipandang berada dalam kisaran yang tidak sehat.

Isnaraissah mengatakan pihak berwenang akan menyelidiki hotspot yang terdeteksi di negara itu. Dia juga memperingatkan publik agar tidak melakukan pembakaran terbuka karena mantra panas itu diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober. (Channelnewsasia)