Lonjakan titik panas Karhutla, Pekanbaru Dumai Mulai diselimuti asap

KABUT-ASAP-RIMBO-PANJANG.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/IZDOR)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan mulai menyelimuti kota Pekanbaru dan Kota Dumai.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru di Pekanbaru, Minggu pagi menyatakan kabut tipis akibat Karhutla menyebabkan jarak pandang di kedua kota tersebut terbatas lima kilometer.

"Berdasarkan data pengamatan synoptik pukul 07.00 WIB di Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Syarif Kasim II terdeteksi adanya kekaburan udara akibat smoke (asap)," kata Analis BMKG Sanya Gautami.

Kota Pekanbaru sendiri pada Minggu pagi terpantau sedikit berasap. Bau menyengat lahan gambut yang terbakar tercium di beberapa areal pinggiran kota seperti wilayah Panam, Pekanbaru. Sementara asap tipis mulai terlihat sejak Minggu dinihari.

BMKG Stasiun Pekanbaru pada hari ini mendeteksi 38 titik panas yang mengindikasikan Karhutla di Riau. Angka itu meningkat dalam 24 jam terakhir setelah pada Sabtu kemarin terdeteksi 35 titik panas dengan tingkat kepercayaan terjadinya Karhutla diatas 50 persen.

BMKG menyatakan berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB, sebanyak 38 titik panas menyebar di 11 kabupaten kota di Provinsi Riau.


"Titik panas terbanyak terpantau menyebar di Kabupaten Kabupaten Siak dengan sembilan titik panas, Pelalawan tujuh, serta Bengkalis, Rokan Hilir masing-masing enam titik panas," kata Sanya.

Selain tiga wilayah diatas, titik panas turut menyebar di Kampar tiga titik, Rokan Hulu dua titik, serta satu titik panas masing-masing menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kota Pekanbaru.

Dari 38 titik panas di Riau, BMKG menyebut 20 titik diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Seluruh titik api itu menyebar di Siak enam titik api, Pelalawan dan Rokan Hilir masing-masing empat titik, dua titik di Rokan Hulu, serta masing-masing satu titik api di Bengkalis, Kampar, Indragiri Hulu dan Pekanbaru.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 1.500 personel gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, hingga tokoh agama dan masyarakat disebar ke desa-desa di Provinsi Riau yang dianggap rawan terjadinya Karhutla..

Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.300 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.435 hektare.

Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 606,25 hektare. Selanjutnya Siak 366 hektare, Dumai 269,75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 120 hektare, Pelalawan 95 hektare, Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare, Kampar 64,9 hektare dan Kuansing lima hektare.

Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang. (**)