Sedihnya Syamsuar Saat Berkisah Pernah Minta Sang Abah Mundur Jadi Penghulu

Syamsuar-dan-Lagu-Tuhan-Karya-Bimbo.jpg
(YOUTUBE.COM)

Laporan: Effendi

RIAU ONLINE, ROHIL - Wajah Bupati Siak, Syamsuar mendadak sedih, dia tampak melawan rasa yang menyentuh hatinya ketika bercerita tentang masa lalu di depan jemaah Masjid Istiqomah, Kepenghuluan Baganbatu Barat, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Selasa, 13 Juni 2017, malam.

Tak banyak orang yang tahu bahwa Syamsuar, ketika dia harus meminta bah atau sang ayah untuk mundur dari jabatan sebagai Penghulu di Jumrah, dulu masih masuk Kabupaten Bengkalis.

Sesaat setelah tampak menghela napas menahan rasa sedih, Syamsuar kembali bercerita. Saat itu 1987, dia baru saja menamatkan pendidikannya di APDN, dan sudah terbayang bakal menjadi Sekcam atau Camat di wilayah Kecamatan Bangko, saat itu.

Baca Juga: Bupati Syamsuar Larut Dan Hanyut Nyanyikan Lagu "Tuhan". Ini Videonya

Tentunya hal ini tidak akan terasa sulit, ketika Syamsuar harus berhadapan dengan abahnya yang seorang penghulu. Karena tak mungkin bagi untuk memerintah orang tua, Syamsuar yang saat itu belum lagi diberi jabatan, sudah mengantisipasi, meminta orang tuanya untuk mundur sebagai penghulu. Padahal, sang bah sudah dua kali diberi amanah sebagai penghulu.

"Tak mungkin kan sayo memerintah Bah sayo. Meskipun belum ado jabatan setelah tamat APDN, sayo sudah minta Bah sayo mundur. Akhirnyo Bah sayo mundur jadi penghulu," kata Syamsuar.


Peristiwa sedih sebelumnya, setelah menjadi amil zakat pada program Gerakan Masyarakat (Gemar) Siak Berzakat, Syamsuar juga dihujam dengan ketulusan hati Risdyansah, warga Simpang Gelombang, Kandis, yang membayar zakat kepadanya.

Klik Juga: Magnet Syamsuar di Gemar Berzakat Berhasil Raih Rp 558 Juta Selama Ramadan

 

Risdyansah adalah seorang pria yang tak memiliki fisik sempurna, Risdyansah telah kehilangan tangan kanannya, dan meskipun dalam kondisi demikian dia masih menyisihkan harta untuk berzakat.

Sambil bersalaman dengan tangan kirinya dan disambut tangan kanan Syamsuar, Risdyansah membacakan akad zakat yang diterima orang nomor satu di Negeri Istana itu.

"Sungguh, hal semacam ini harus menjadi contoh bagi yang lain. Belum tentu dan banyak warga yang utuh anggota tubuhnya belum terpanggil membayar zakat," kata Syamsuar.

Pada saat itu Syamsuar, mengatakan, bahwa sebenarnya dirinya bukan orang lain lantaran memang lahir di Jumrah, Rohil.

Lihat Juga: Cerita Syamsuar Relakan Vespa Kasayangan Untuk Modal Nikah

Dari 10 daerah kabupaten/kota yang sudah dikunjungi, kata Syamsuar, sebagian besar keluhannya terkait infrastruktur juga fluktuasi harga sawit dan karet. Serta kebijakan full day dari Mendikbud.

Sementara itu, kata Syamsuar, masyarakat Riau banyak yang sehari-hari bekerja sebagai petani, baik itu sawet maupun karet. Jadi, masih banyak di Riau ini hal yang perlu diperbaiki lagi untuk ke depan yang lebih baik.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline