Bukan Mekkah, Disini Kayuhan 2 Pria Naik Haji Bersepeda Ontel Ini Terhenti

Pria-kebumen-bersepeda-naik-haji.jpg
(LIPUTAN6.COM)

RIAU ONLINE - Dua pria setengah baya, awal Mei 2018 lalu menghebohkan jagat maya Kebumen, Jawa Tengah, dan sekitarnya, karena keputusannya keduanya nekat berangkat naik haji dengan bersepeda ontel. Tentu, keduanya akan menempuh perjalanan hingga ribuan kilometer ke Tanah Suci, Mekah dan Madinah.

Keduanya adalah Kiai Khudori, asal Desa Roworejo Kecamatan Kebumen dan Nurudin, warga Desa Sidomoro, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Dua pria setengah baya itu ditautkan oleh niat berangkat haji bersepeda ontel.

Sebelum keberangkatannya, keduanya sudah mengantongi paspor dan dokumen keimigrasian lainnya dari Kantor Imigrasi Cilacap, setelah mengayuh sepeda sejauh 40 kilometer dari Kebumen.

Berbekal doa, keduanya dilepas oleh keluarga, segenap sanak family dan tetangga, pada akhir April 2018. Kenekatan dua pria yang berniat haji bersepeda ontel ini menginspirasi banyak orang.

Sementara di jagat maya, ribuan komentar bernada positif dan doa-doa mengalir deras. Mereka berharap keduanya berhasil menunaikan kewajibannya menunaikan rukun Islam kelima itu dengan cara unik ini.

Perjalanan pun mereka mulai dengan mengayuh kendaraan anginnya dari Kebumen ke Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lantas, dilanjutkan dengan kapal hingga melewati Selat Malaka yang meliputi Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura, Teluk Bengala, India dan Bangladesh.

Kemudian masih berlanjut dengan berlayar ke Samudra Hindia, yang meliputi Yaman, Sri Langka dan India. Lalu Selat Bab el Mandeb (Yaman), Laut Merah di Arab Saudi, lalu berakhir di Pelabuhan Jeddah, Arab Saudi.

Dari pelabuhan ini dua pria Kebumen yang berangkat haji bersepeda ontel akan melanjutkan perjalanan hingga Mekkah dan Madinah.


Sayangnya, belum lagi berhasil melawat ke negeri tetangga, langkah keduanya harus terhenti di Batam, Kepulauan Riau, yang menjadi batas akhir Indonesia sebelum melintas ke Selat Malaka. Keduanya gagal memperoleh visa.

"Informasinya seperti itu, tidak bisa melanjutkan perjalanan karena tidak dapat visa," ucap Kepala Desa Roworejo, Amir Syarifudin, melansir Liputa6.com, Sabtu, 2 Juni 2018.

Lantas, keduanya kembali ke kampung halaman atas saran keimigrasian Batam. Keduanya pulang naik pesawat dan tiba di kampung halaman dengan selamat pada Rabu, 30 Mei 2018 malam, sekitar pukul 19.30 WIB.

"Sampai di rumah sekitar waktu salat tarawih, informasinya," dia menambahkan.

Namun ternyata, kegagalan ini tak menyurutkan langkah Khudori untuk menunaikan ibadah wajib bagi muslim yang mampu ini. Kamis, 31 Mei 2018 Mei, Khudori langsung mendaftar haji reguler ke Kementerian Agama Kebumen.

Amir pun tak menyangsikan kemampuan finansial Khudori. Ia termasuk orang berada dengan Strata ekonomi di atas rata-rata.

Mereka membuka usaha garmen dengan puluhan anak buah. Order diperoleh dari Jakarta. Secara material, tak ada yang menghalangi Khudori untuk mendaftar haji secara reguler.

Bahkan, jika mau, sebenarnya anak-anak Khudori pun mampu memberangkatkan orang tuanya beribadah haji dengan Haji ONH Plus. Tetapi, Khudori memang memiliki keinginan yang kuat untuk naik haji bersepeda ontel, sesuai dengan hobinya bersepeda.

"Dari dulu pun keluarga ingin Pak Khudori naik hajinya reguler. Saya pun pernah menyarankan seperti itu, tapi ya itu (tekadnya sudah bulat)," dia menerangkan.

Kini, Khudori akan kembali pada rutinitas kesehariannya sebagai kiai desa. Ia akan mengajar anak-anak hingga orang tua belajar agama di kampungnya.

"Pribadinya unik. Dia memang tokoh agama di sini," dia menambahkan.