Terungkap, Pasukan Penindak Terorisme Bukan Densus 88. Siapa?

Ilustrasi-Densus-88-Antiteror2.jpg
(TRIBUNNEWS.COM)


RIAU ONLINE - Masyarakat selama ini sudah salah dalam menilai satuan atau unit kepolisian yang melakukan penindakan dalam kasus tindak pidana terorime. Hal ini diungkapkan Kepala Kepolisian Negeri Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian.

Kapolri Tito mengatakan satuan atau unit yang bergerak untuk menindak kasus tindak pidana terorisme Brigade Mobil (Brimob), bukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Kadang-kadang di masyarakat yang dilihat bahwa yang hitam-hitam bergerak adalah Densus, yang bergerak itu adalah Brimob yang di-bko (diperbantukan) di Densus 88," kata Tito saat memberikan amanat dalam upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Brimob Polri di Hanggar Gegana, Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Kamis, 15 November 2018.

Densus 88, terangnya, merupakan satuan atau unit intelijen dalam penanganan kasus terorisme, sementara Brimob adalah jantung dalam melakukan penindakan. Brimob, lanjut mantan Kepala Densus 88 itu, juga memiliki kemampuan dalam menjinakkan bom.

"Brimob adalah jantung striking force atau kemampuan penindak Densus 88. Densus 88 bukan satuan khusus penindak, Densus 88 adalah satuan intelijen tapi penindakannya adalah Brimob," kata Tito.


Tito berkata, Brimob sudah menjadi bagian integral dari bagian bangsa Indonesia dalam perjalanan selama 73 tahun. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki seperti reserse mobil, menurutnya, Brimob mampu mendukung penanganan kasus-kasus yang membutuhkan mobilitas tinggi terutama kasus kekerasan atau penanganan huru-hara.

"Pasukan terakhir andalan Polri ketika terjadi kerusuhan adalah Brimob," ucap dia.

Secara pribadi, mantan Kapolda Metro Jaya itu pun berterima kasih atas peran Brimob dalam mengamankan peristiwa unjuk rasa yang besar seperti Aksi Bela Islam 411 dan 212 yang berlangsung untuk menuntut penegakan hukum terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016 silam.

Diakui Tito, dirinya sangat beruntung karena para pemimpin Polri pendahulunya telah mempersiapkan Brimob sebagai salah satu kekuata Polri usai berpisah dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada 2000 silam.

"Saya pribadi berterima kasih peristiwa demo besar seperti 411, 212 tahun 2016 yang lalu, saya baru menjabat sebagai Kapolri menghadapi massa yang sedemikian besar saya merasa beruntung dan berterima kasih kepada para senior karena Brimob sudah dipersiapkan semenjak ketika Polri terpisah dari ABRI," ucap Tito.