Kerugian Akibat Gempa Palu dan Donggala Tembus Rp8 Triliun

Gempa-Kota-Palu2.jpg
(CNN Indonesia/DRONE PILOT TEZAR KODONGAN/via REUTERS)

RIAU ONLINE - Direktur Bank Dunia untuk Indonesia and Timor Leste, Rodrigo A Chaves menyebut bahwa untuk membangun kembali ekonomi di wilayah Palu dan Donggala membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Proses rekonstruksi harus segera dilakukan.

Saat ini, pihaknya telah mengirimkan tim ke wilayah yang terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Dari pantauan tim tersebut, kerugian akibat kerusakan secara geospasial di sektor infrastruktur, properti perumahan dan non-perumahan yang terkena dampak tsunami di Sulawesi mencapai USD 531 juta atau sekitar Rp 8,07 triliun.

Adapun rinciannya adalah kerusakan untuk kategori perumahan kerugian sekitar USD 181 juta (Rp 2,75 triliun). Kemudian sektor non perumahan, kerugian sekitar USD185 juta (Rp 2,82 triliun). Dan kerusakan infrastruktur sekitar sekitar USD 165 juta (Rp 2,5 triliun).


"Saat ini, sebagai negara terpadat keempat di dunia, dan sekarang menjadi negara berpenghasilan menengah, Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat dan membuat kemajuan signifikan melalui upaya pengentasan kemiskinan. Maka dari itu ini harus segera dipulihkan," kata Ridrigo A Chaves di Nusa Dua, melansir laman Merdeka.com, Minggu 14 Oktober 2018.

Laporan awal tersebut adalah perkiraan kerugian ekonomi pertama berdasarkan analisis ilmiah, ekonomi dan teknik.

Laporan ini tidak memperhitungkan hilangnya nyawa, kehilangan lahan, atau gangguan terhadap ekonomi melalui pekerjaan yang hilang, mata pencaharian dan bisnis, dan merupakan masukan pertama untuk mendukung perencanaan pemulihan dan rekonstruksi Pemerintah Indonesia.

"Dengan bekerja sama dengan pemerintah terkait ketahanan, pemulihan dan kesiapsiagaan bencana, kami bertujuan untuk membantu memastikan bahwa Indonesia mempertahankan laju peningkatan ekonominya," pungkasnya.