6 Perusahaan Ini Ditugaskan Menteri ESDM Cari 'Harta Karun Energi'

Menteri-ESDM-Ignasius-Jonan.jpg
(Liputan6.com)


RIAU ONLINE - Memiliki banyak gunung berapi menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Sebab berarti potensi 'harta karun energi' alias panas bumi untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) besar.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerangkan potensi panas bumi Indonesia mencapai 28,5 giga watt (GW) yang terdiri dari total cadangan sebesar 17,5 GW dan sumber daya sebesar 11 GW.

Namun, kapasitas terpasang untuk PLTP saat ini baru 1.948,5 MW. Artinya, peluang panas bumi untuk terus dikembangkan masih besar.

Untuk itu, pemerintah menunjuk 6 perusahaan untuk mencari harta karun energi tersebut yang tersebar di berbagai wilayah. Dimana saja dan apa saja tantangan untuk mengembangkan PLTP itu? Berikut ulasannya seperti melansir detikcom, Jumat, 6 September 2018:

Pemerintah menugaskan 6 badan usaha untuk melakukan survei dan eksplorasi 'harta karun energi' Indonesia alias panas bumi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah menyerahkan surat penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE) pada Kamis, 6 September 2018.

Enam perusahaan itu, pertama, PT Star Energy. PSPE ini untuk daerah Gunung Hamiding, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku utara dengan rencana investasi US$ 23,69 juta. Lalu, di Suoh Sekincau Selatan, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung dengan rencana investasi US$ 15,53 juta.


Kedua, PT Hitay Energy untuk Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan, dan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dengan rencana investasi US$ 6,18 juta. Serta, PSPE di daerah Geureudong, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh dengan rencana investasi US$ 29,26 juta.

Ketiga, PT EDC Indonesia untuk PSPE di Graho Nyabu, Kabupaten Merangin, Kabupaten Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu dengan rencana investasi US$ 10,05 juta.

Keempat, PT Optima Nusantara Energi mendapat PSPE di Simbolon Simosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera dengan rencana investasi US$ 39,50 juta.

Kelima, PT Sumbawa Timur Mining mendapat PSPE di Hu'u Daha Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan rencana US$ 11,57 juta.

Keenam, PT ORMAT Geothermal Indonesia untuk PSPE di Klabat Wineru, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara dengan rencana investasi US$ 11,19 juta.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin menerangkan, biasanya sumber panas bumi terletak di daerah yang sulit dijangkau. Kondisi itu mengharuskan badan usaha atau pengembang yang akan mengembangkan panas bumi untuk menyediakan infrastruktur sendiri.

"Biasanya pengembangan panas bumi kan, teman-teman pengembang harus buka jalan dulu, harus bangun infrastruktur dulu. Inilah yang membikin ongkosnya lebih mahal," kata dia.