Mengharukan, Kisah Perjuangan 4 Atlet Indonesia di Asian Games

Asean-Games-2018.jpg
(Manado Post)


RIAU ONLINE - Medali emas, perak dan perunggu dari berbagai cabang olahraga berhasil dikumpulkan atlet Indonesia di Asian Games 2018. Para atlet mengeluarkan kemampuan terbaik demi meraih posisi pertama di setiap pertandingan.

Segala tenaga mereka kerahkan untuk mencapai hasil maksimal dan mengharumkan nama bangsa di Asian Games ini. Bahkan, para atlet itu tak segan berkorban demi bisa mengikuti Asian Games kali ini.

Mulai dari ikut lomba dengan biaya sendiri hingga cedera di akhir pertandingan, inilah beberapa perjuangan atlet-atlet demi mengharumkan nama Indonesia, seperti dilansir dari Liputan6.com, jaringan RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 24 Agustus 2018.

1. Pakai Biaya Sendiri

Maharani Ardi, petembak position 50 asal Sumatera Selatan ini harus merogoh kocek pribadi hingga puluhan rupiah demi mengikuti Asian Games 2018. Peraih medali emas SEA Games 2011 tersebut masuk kontingen menembak Indonesia di menit-menit akhir.

Baca Juga: Jatuh Bangun Atlet Kembar Sepak Takraw Indonesia Untuk Asian Games 2018

Menurut dia, semua atlet yang masuk belakangan harus mengeluarkan biaya sendiri. Bahkan sejak masa persiapan hingga akhir masuk ke wisma atlet JSC.

Liputan6.com/Bola.com/Riskha Prasetya

Bersama 19 petembak lainnya yang juga harus membayar sendiri, fasilitas yang didapatkannya sungguh jauh berbeda dengan 10 atlet menembak lain yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Bahkan, peluru saat pertandingan harus ia siapkan sendiri.

Awalnya biaya di wisma atlet juga mesti ditanggung pribadi, tapi akhirnya ada bantuan dan dibebaskan

"Ini ajang empat tahun sekali dan sekarang Indonesia tuan rumah, mungkin belum tentu 50 tahun lagi kita dipilih lagi. Jadi demi Merah Putih apa saja akan saya lakukan," ujarnya.

2. Sempat Jadi Pelipat Parasut

Jafro Megawanto, atlet paralayang Indonesia berhasil menambah perolehan medali emas dengan memenangkan nomor ketepatan mendarat individu di Kawasan Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.

Klik Juga: Paralayang Asian Games, Mantan Tukang Lipat Parasut Raih Emas Untuk Indonesia


Sebelumnya, Jafro juga menjadi bagian dari tim paralayang Indonesia yang menyabet medali emas nomor ketepatan mendarat beregu.

Jafro atlet paralayang IndonesiaAtlet paralayang berbakat Indonesia Jafro Megawanto (Kedua dari kanan)/ISTIMEWA

Raihan tersebut tampaknya memacu motivasi Jafro saat bertanding di nomor perorangan. Dia berhasil menempati urutan teratas setelah 10 round. Paralayang tercatat telah menyumbang dua medali emas dan satu perak di Asian Games 2018.

Presiden Joko Widodo bahkan mengetahui riwayat Jafro sebelum menjadi atlet paralayang seperti sekarang.

"Dulu Jafro Megawanto bertugas melipat parasut para atlet paralayang yang berlatih dekat rumahnya. Hari ini, Jafro meraih medali emas paralayang Asian Games 2018 di nomor ketepatan mendarat perorangan," tulis Jokowi di akun Twitter-nya.

"Selamat Jafro untuk emas ketujuh bagi Indonesia" tulis Jokowi lagi.

3. Latihan Sejak Usia Belia

Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan menyumbang emas kelima dari cabang olahraga angkat besi. Inilah medali emas pertama dari cabang angkat besi yang berhasil diperoleh. Pada Asian Games 2018, Eko mencatat total angkatan 311 kg. Total angkatan tersebut jauh dari peraih medali perak asal Vietnam, Trinh Van Vinh (299 kg).

Liputan6.com

Eko Yuli Irawan mengawali perjalanan di angkat besi sejak usia 12 tahun di Metro, Lampung. "Saat itu, saya diajak teman-teman menonton latihan angkat besi. Setelah itu, saya mulai coba-coba ikut latihan. Lama-lama terbiasa, rupanya, saya terbiasa main angkat besi," kata Eko Yuli.

Lihat Juga: Wow, Status PNS Menanti Atlet Peraih Medali di Asian Games

Lucunya, baru berlatih sehari, Eko tidak datang pada hari berikutnya. "Angkat besi seperti fitness, badan jadi pegal-pegal. Sebenarnya mereka bukan mengajak latihan, hanya mengajak main. Kemudian di sana kami mencoba latihan," katanya.

Eko, yang bukan berasal dari keluarga atlet, menjalani latihan dengan sabar, kerja keras, dan doa. Serta dukungan orang terdekat merupakan kunci keberhasilannya saat ini.

4. Kram Kaki Serius Saat Bertanding

Pebulu tangkis Anthony Ginting, tiba-tiba mengalami cedera serius di final beregu putra Asian Games 2018 antara Indonesia kontra Tiongkok di Istora Senayan, Minggu 22 Agustus 2018. Anthoni mengalami cedera di set ketiga, yang merupakan set penentuan, melawan pebulu tangkis Tiongkok, Shi Yuqi. Anthoni sempat beberapa kali berhenti bermain karena kesakitan.

Liputan6.com/brilio.net

Karena cedera yang serius, Anthony tidak bisa bergerak bebas dan tidak dapat mengejar angka. Kemudian ia meminta waktu untuk mendapat perawatan. Namun, wasit tidak memberikan dan memberinya kartu merah.

Anthony sebelumnya sudah mendapat kartu kuning karena dianggap membuang waktu. Usai laga, Anthony langsung ditandu keluar lapangan.

Berita ini sudah tayang di Liputan6.com, dengan judul 4 Perjuangan Mengharukan Atlet Indonesia di Asian Games

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id