Amien Rais Tantang Jokowi Soal Blok Rokan Riau

Amien-Rais.jpg
(INTERNET)


RIAU ONLINE - Amien Rais kembali tampil di muka publik. Kali ini Politikus Senior dan Dewan Kehormatan PAN itu lantang menyuarakan terkait status pengelolaan Blok Rokan, Riau.

Masa kontrak pengelolaan Blok Rokan, Riau oleh Chevron akan berakhir pada 2021. Sejak 1971, sudah hampir 30 tahun perusahaan asal Amerika Serikat itu mengelola blok migas yang katanya terbesar di Asia Tenggara itu.

Kini, Blok Rokan tengah menjadi bahan rebutan Chevron dan Pertamina. Namun, sebagian pihak justru ingin blok migas itu dikelola bangsa sendiri.

Untuk itu, Amien Rais menantang Presiden Joko Widodo dan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk merebut kembali Blok Rokan.

Baca Juga Begini Isi Petisi Rakyat Untuk Blok Rokan yang Ditantantangani Amien Rais


"Kalau betul Blok Rokan bisa kembali ke Ibu Pertiwi, ke Pertamina, ini sebuah trobosan luar biasa. Cuma berani enggak Jonan, berani enggak Pak Jokowi? kalau berani ya luar biasa," tuturnya di gedung Nusantara V, MPR RI, Jakarta, seperti dilansir dari Detik.com, Selasa, 31 Juli 2018.

Menurutnya, Indonesia saat ini mengalami fenomena korporatisasi yang mengalahkan demokrasi. Artinya kepentingan korporasi melebihi kepentingan orang banyak.

Bahkan, dia menilai bahwa aksi korporasi asing di Indonesia juga didukung oleh pihak pemerintahan. Amien melihat korporatisasi saat ini dilestarikan di Indonesia. Dia menyebut pihak itu sebagai 'Pekok'.

"Manusia yang paling buruk yaitu orang yang pekok tapi ndak tahu bahwa dia pekok. Jadi pasti menjengkelkan betul. Mungkin banyak orang pekok," sindirnya.

Klik Juga Tolak Blok Rokan Dikuasai Asing, Amien Rais Cs Tanda Tangan Petisi Ini di MPR

Sebelumnya, Amien Rais menandatangani 'Petisi Rakyat Untuk Blok Rokan' dalam sebuah seminar nasional yang digelar Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Blok Rokan (GRKBR), membahas seluk beluk Blok Rokan. Petisi itu berisi 7 poin yang intinya merebut kembali Blok Rokan dari Chevron.

"Mudah-mudahan blok-blok lain bahkan termasuk Freeport juga bisa kembali. Jadi ini sebuah aksi politik, aksi kebangsaan, aksi patriotik, aksi pembela bangaa dan rakyat," ujar Amien.