Ini Sederet Strategi Jokowi Hadapi Ancaman Perang Dagang Donald Trump

Jokowi-hadiri-peringatan-hari-lahir-NU.jpg
(ISTIMEWA)

 

RIAU ONLINE - Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat ini tengah mengambil ancang-ancang untuk mencabut beberapa tarif khusus yang diberikan AS kepada Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi.

Menurut Sofjan, rencana Trump ini dilatarbelakangi atas keputusan AS agar Indonesia tidak membanjiri negeri tersebut dengan produk ekspor asal Tanah Air.

"Dia (AS) buat seenaknya saja. Termasuk dengan kita. Dia sudah kasih kita warning. Kita kalau ekspor tidak boleh lebih banyak kepada dia. Dia sudah kasih warning, ada aturan yang dia berikan, beberapa special tarif arrangement yang dia mau cabut. Terutama di bidang tekstil," ungkapnya.

Dikatakan Sofjan, saat ini keadaan perekonomian global memang tengah berasa dalam ketidakpastian atau uncertainty. Pemicunya, kerap berasal dari kebijakan yang diambil Trump yang memang sulit ditebak.

Menghadapi ancaman tersebut, pemerintah Jokowi pun telah menyiapkan sederet strategi seperti melansir Merdeka.com, Sabtu, 7 Juli 2018.

1. Gelar rapat khusus

Presiden Joko Widodo menyatakan baru akan membahas terkait tarif bea cukai masuk terhadap 124 produk asal Indonesia pekan depan. Pembahasan akan dilakukan secara khusus sehingga diharapkan ada jalan keluar dari permasalahan ini.

"Saya kira nanti Senin kita bicara secara khusus mengenai hal itu," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat, 6 Juli kemarin.

2. Kirim surat ke AS


Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan bahwa pihaknya sudah mengirim surat kepada pihak AS, untuk menyelesaikan ancaman perang dagang tersebut.

"Yang GSP nya, kita termasuk dalam daftar negara yang memiliki surplus yang besar. Tapi kami juga sudah kirim surat dan kita sudah menyampaikan mengenai yang pasti ada perbedaan angka dulu, bagaimana menghitungnya, jumlah defisit mereka dengan surplus kita berbeda angkanya," kata Mendag Enggar.

Dia mengaku telah melakukan pendekatan dengan pemerintah AS. Bahkan, duta besar Indonesia untuk AS turun tangan melakukan pendekatan.

"Dubes kita di Amerika juga menyampaikan pendekatan, dan saya sendiri melakukan komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan, sebab pada dasarnya kita tidak setuju dengan perang dagang, semua pihak akan dirugikan, kita lebih senang dengan kolaborasi," ujarnya.

Meski begitu, Mendag menyatakan siap melawan jika ternyata AS tetap menekan bea masuk Indonesia. Dia mencontohkan salah satu perlawanan yang pernah dilakukan terhadap pemerintah Norwey.

Di mana mereka melarang masuknya impor sawit dari Indonesia, maka pihak Indonesia juga mengancam tidak akan megizinkan komoditi andalan mereka yaitu ikan salmon masuk ke Indonesia. Akhirnya, perlawanan tersebut berhasil dan pihak Norwey batal melakukan pemblokiran kelapa sawit.

3. Bentuk working grup

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan membentuk working group untuk menghadapi perkembangan global termasuk perang dagang dengan Amerika Serikat. Working group ini juga akan membahas upaya memperkecil defisit perdagangan Indonesia.

"Belum bisa dibilang lah (anggota working group). Sebenarnya untuk menghadapi perkembangan yang sedang dan akan terjadi dengan adanya perang dagang, dengan adanya kenaikan kebijakan di AS, tentu saja kita harus menjawabnya," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat, 6 Juli kemarin.

pemerintah juga masih mengamati bahan impor yang nantinya akan diperlambat. Terkait hal ini. Menko Darmin juga akan memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan, sebab sektor yang paling banyak melakukan impor adalah sektor migas.

"Kedua kalau impornya yang bisa agak diperlambat yang mana saja. Nah nanti kita akan ada rapat lagi mungkin lebih luas, tadi kan fokus pada industri, fokus pada pariwisata. Mungkin minggu depannya Pertanian, ESDM. Nanti sore malah kita mau rapat dengan Menteri ESDM," jelasnya.

4. Rapat koordinasi dengan stakeholder

Dikatakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pemerintah juga akan menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas hal tersebut.

"Kita yakin bahwa trade war itu bukan hal yang kita pilih. Ya itu kita tunggu hari Senin. Nanti kita akan rapat hari Minggu. Rapat koordinasi," ujarnya.

5. Cari produk baru

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mencari upaya lain untuk mengantisipasi dampak kebijakan perang dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia. Mengingat Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan ekonomi di Indonesia.

"Tentu kita cari produk baru dan tentu dalam tanda petik kita akan cari langkah berikutnya. Kita harus antisipasi. Nah kan banyak sebetulnya kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Indonesia," katanya.