Wow, di Sini Tarif Ojek Rp 750 Ribu

Jalan-rusak-di-Sulsel.jpg
(OKEZONE.COM)

RIAU ONLINE - Setelah melakukan perjalanan melintasi jalan poros Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yang dipenuhi jalan dengan medan yang sangat sulit bahkan terbilang ekstrim, Arya Opha, warga Makassar cukup kaget ketika harus mengeluarkan uang Rp 750 ribu untuk tarif ojek yang digunakannya.

Harga yang sangat fantastis itu tentu sesuai dengan medan yang dilalui para pengemudi ojek, mulai dari jalan berlumpur dengan genangan air mencapai dua meter, serta jalan tebing dengan jalur yang hanya cukup dilalui untuk sepeda motor saja.

Sudah berpuluh tahun jalan rusak itu tanpa adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi, bahkan terkesan jalan yang menjadi jalur masyarakat setempat terkesan dibiarkan begitu saja.

Lokasi jalan rusak itu berada di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Kawasan itu juga dikenal dengan pembangunan PLTA oleh PT Seko Power Prima di wilayah Masyarakat Adat Amballong.

"Iya kejadiannya sudah berpuluh - puluh tahun dan terkesan menjadi pembiaran oleh pemerintah daerah dan provinsi. Tak tanggung harga sewa ojeknya saja mencapai Rp. 700 ribu hingga Rp. 750. Ribu. Menurut saya kejadian ini sudah menjadi kejadian yang luar biasa dan patut menjadikan perhatian khusu sendirinya," kata Arya, sepeti dilansir dari Okezone.com, Senin, 26 Maret 2018.

Sesaat setelah kelaur dari Kecamatan Limbong, kata Arya, dengan jarak sekitar 70,5 kilometer memasuki kawasan jalan poros milik Provinsi Sulsel ini sudah nampak hancur dan tak ada sama sekali perhatian dari pemerintah setempat. Warga yang berada di Kecamatan Seko terpaksa harus merombak penuh motor agar dapat melintasi jalan poros provinsi tersebut.


Arya membeberkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terpaksa harus mempertaruhkan nyawanya dengan melalui jalan terjal berlumpur tanpa adanya rem belakang pada motor hasil modifikasi tersebut.

"Mereka harus melalui tanjakan, bahkan jalan terjal dan berlumpur tanpa menggunakan rem belakang yang khusus selain itu juga tak memakai standar atau kuda - kuda untuk menyangga kaki,"bebernya.

Kawasan terpencil dengan 12 desa yang mengelilingi lokasi tersebut. Perkampungan itu juga lanjut Arya dipercayai sebagai kaki langit untuk jantung Sulawesi Selatan yang berda tepat dibawah Pegunungan Kambuno yang berada 2.985 meter di atas permukaan laut.

Masyarakat setempat juga diketahui menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam hingga berternak. Selain memiliki kopi dengan cita rasa terbaik, mereka juga di percaya memiliki hasil kebun kakao yang diwariskan oleh leluhur.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id